Sukses

BNI Siap Akuisisi Bank pada 2018

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan dapat akuisisi bank pada 2018. Saat ini masih tahap seleksi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berniat akuisisi bank pada 2018. Akan tetapi, tahap akuisisi tersebut masih tahap seleksi.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Achmad Baiquni menyampaikan hal itu saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI, Selasa (20/3/2018).

"Kalau target kami sebenarnya tahun ini tapi belum tahu yang mau yang mau kami akuisisi," kata Baiquni.

Baiquni mengungkapkan proses akuisisi bank perlu waktu cukup lama. Sebab banyak proses yang harus dilalui. Di antaranya adalah proses mengurus perizinan yang harus ada restu pemegang saham melalui RUPS. 

Baiquni menyatakan tidak ada kriteria khusus jenis bank yang akan diakuisisi oleh BNI. Yang penting bank tersebut harus sudah berbentuk perseroan.

 "Kami masih terus saja mencari informasinya, jadi belum mengerucut kepada satu, belum, masih terbuka masih kita lihat," kata dia.

 

Reporter: Yayu A

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus Perangi Skimming

Direktur Keuangan BNI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan kasus skimming merupakan hal yang sering terjadi di hampir semua bank.

"Kalau skimming itu memang tiap tahun ada skimming, poinnya adalah bagaimana setiap bank mengamankan sistem ATM-nya," kata Eko di Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Selain itu, Eko menyatakan setiap bank harus memberikan sosialisasi cara-cara bertransaksi yang aman agar terhindar dari segala jenis kejahatan perbankan.

"Bagaimana setiap bank amankan ATM-nya , sistemnya dan juga edukasi nasabahnya. Itu masalah edukasi sebenarnya," ujar dia.

Eko mengatakan, level keamanan bank harus selalu ditingkatkan untuk meminimalkan terulangnya kejahatan yang menimpa nasabah.

"Artinya security emang harus ditingkatkan oleh setiap bank kalau di kami edukasi ke nasabah intens,” kata dia.

Edo menuturkan, BNI sejauh ini belum ada nasabahnya yang menjadi korban skimming.

"Kalau yang terakhir ini kita belum, tapi kita tetap preventif (bersifat pencegahan) ya kita ada pemeriksaan juga semua ATM nya. Selama ini kita miliki anti fraud juga ya kita punya fraud control unit tiap ada transaksi aneh ya disetop transaksinya,” jelas dia.

Kasus skimming kartu Automated Teller Machine (ATM) rentan menimpa nasabah di bank terutama mereka yang sering melakukan aktivitas transaksi atau pun tarik tunai di mesin ATM.

Skimming adalah tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Skimming adalah salah satu jenis penipuan yang masuk ke dalam metode phishing.

Modus kejahatan kelompok penguras uang nasabah ini adalah menggunakan kartu ATM yang sudah digandakan atau di-skimming oleh kelompok hacker. Dengan kartu ATM palsu tersebut, pelaku pun leluasa menguras uang pemilik rekening melalui penarikan tunai, pembelian debet, dan penukaran valuta asing (Valas).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.