Sukses

Sebelum Heboh Skandal Data, Bos Facebook Jual 1,14 Juta Saham

Selama dua pekan, Mark Zuckerberg jual sekitar 1,14 juta saham.

Liputan6.com, New York - Bos Facebook, Mark Zuckerberg telah menjual saham lebih banyak dalam tiga bulan terakhir. Selama dua pekan, Zuckerberg menjual 1,14 juta saham. Ini bagian dari program yang dijadwalkan secara regular.

Aksi ini terjadi sebelum ada sentimen negatif laporan penyalahgunaan data para pengguna oleh Cambridge Analytica. Berdasarkan Argus Research’s Vickers Weekly Insider, penjualan saham dilakukan Zuckerberg termasuk terbesar. Mark Zuckerberg dan eksekutif lain menjual saham Facebook lebih mahal sekitar USD 20.

Saham Facebook turun 6,77 persen pada Senin waktu setempat, usai dugaan penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook yang menambah kekhawatiran. Saham Facebook pun diperdagangkan lebih rendah 5,3 persen ke posisi USD 163 pada Selasa sore waktu setempat.

“Saya tidak melihat hubungan antara penjualan saham yang dilakukan orang dalam dengan berita keluar dalam beberapa hari terakhir,” ujar Direktur Penelitian InsiderScore, Ben Silverman.

Mengutip laman CNBC, Rabu (21/3/2018), dalam dua minggu terakhir, Zuckerberg menjual 228.400 saham per hari pada 8 dan 9 Maret 2018. Kemudian menjual 220.000 saham per hari pada 12 dan 13 Maret 2018. Selanjutnya pada 14 Maret dengan jumlah saham yang dijual 245.400 saham.

Total saham yang dijual Mark Zuckerberg lebih dari 1,14 juta saham dengan rata-rata harga USD 183,81. Nilainya diperkirakan hampir USD 210 juta atau sekitar Rp 2,89 triliun (asumsi kurs Rp 13.764 per dolar Amerika Serikat)

Berdasarkan data S&P Global Market Intelligence, Zuckerberg memegang hampir 393,1 juta saham atau 13,53 persen dari saham yang beredar. Data Vickers menyebutkan selain Zuckerberg, Chief Technology Officer Facebook Micahael Todd Schroepter juga menjual 38.024 saham pada 13 Maret dengan harga rata-rata USD 18,30. Penjualan saham itu hasilkan sekitar USD 6,97 juta.

Penjualan saham oleh Zuckerberg menyumbang lebih besar sejauh ini. Pada September, dia umumkan menjual 35 juta-75 juta saham dalam 18 bulan ke depan. Langkah ini dilakukan untuk mendanai usaha filantropi. Dia dan istrinya, Priscila Chan berjanji memberikan 99 persen saham perusahaan untuk bidang sosial antara lain penyakit dan pendidikan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapitalisasi Pasar Anjlok Rp 509 Triliun

Sebelumnya, saham Facebook tertekan pada awal pekan ini. Tekanan terhadap saham Facebook mendorong kapitalisasi pasar saham anjlok US$ 37 miliar atau sekitar Rp 509,18 triliun (asumsi kurs Rp 13.761 per dolar Amerika Serikat).

Saham Facebook merosot hampir tujuh persen. Harga saham Facebook ditutup jadi USD 172,56. Saham Facebook tersungkur usai perusahaan analisis data, Cambridge Analytica (CA) dilaporkan terlibat skandal besar kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook. Demikian mengutip laman CNN Money, Selasa (20/3/2018).

Perusahaan yang pernah bekerja dengan tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dituding menggunakan jutaan data untuk membuat sebuah program software yang hebat sehingga bisa prediksi dan pengaruhi pemilihan suara.

Saham Facebook alami penurunan terbesar dalam empat tahun terkait ada sentimen tersebut. Namun, saham Facebook turun tajam tak membuat Facebook hilang nilai sebagai perusahaan berharga. Facebook masih tetap perusahaan paling berharga di Amerika Serikat (AS).

Kapitalisasi pasar saham Facebook masih sekitar USD 500 miliar. Angka ini di bawah Apple, induk usaha Google yaitu Alphabet, Amazon, Microsoft, dan Berkshire Hathaway.

Mark Zuckerberg memegang 400 juta saham Facebook. Harga saham Facebook tersungkur membuat kekayaan Zuckerberg turun sekitar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 68,80 triliun pada Senin waktu setempat. Zuckerberg pun masih memiliki saham Facebook senilai USD 70 miliar.

Ia masih tercatat sebagai orang terkaya di dunia yang berada di posisi keenam. Saham Facebook yang tertekan ini membuat sejumlah pengamat menilai agar Facebook diatur. Beberapa pengguna pun menyatakan akan menghentikan penggunaan Facebook. Para pengguna juga mempertanyakan bagaimana Facebook dapat memulihkan kepercayaan public terhadap privasi dan perlindungan data.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.