Sukses

Perang Dagang AS dan China Memanas, Bursa Saham Asia Terkapar

Bursa saham Asia terkoreksi karena terimbas anjloknya Wall Street akibat kekhawatiran perang dagang AS dan China.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Jumat (23/3/2018), mengekor anjloknya pasar saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Tekanan ini merupakan imbas dari kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.

Mengutip CNBC hari ini, indeks saham Nikkei Jepang terperosok 2,97 persen. Sedangkan indeks Topix tercatat turun tajam 2,43 persen.

Sebanyak 33 sektor saham diperdagangkan merosot. Sektor saham material dan keuangan memimpin pelemahan. Eksportir besar pun merugi. Saham Toyota jatuh 2,57 persen dan saham Sony anjlok 3,02 persen.

Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan terseret ke bawah dengan pelemahan 2,09 persen. Saham perusahaan teknologi buntung, seperti Samsung Electronics dengan catatan penurunan tajam 2,67 persen.

Saham produsen baja, Posco rontok 2,79 persen. Tetapi Hyundai Steel dan Seah Steel masing-masing 0,79 persen dan 2,69 persen. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mendapat penangguhan sementara bea masuk impor baja oleh Amerika Serikat.

Bergerak ke Australia, indeks saham S&P/ASX 200 tergelincir 1,68 persen. Seluruh sektor saham berada di zona merah. Saham perusahaan tambang, Rio Tinto turun signifikan 4,31 persen, dan saham BHP susut 3,6 persen.

Saham produsen minyak pun ikut terkena imbas pelemahan menyusul penurunan harga minyak dunia tersengat sentimen khawatir perang dagang yang memukul Wall Street.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kekhawatiran Perang Dagang Mengguncang

Bursa saham AS tersapu setelah Presiden Donald Trump menandatangani memorandum yang menerapkan tarif impor atas produk-produk China ke AS senilai US$ 60 miliar.

Tarif bea masuk atas impor produk China, lebih kepada barang-barang teknologi karena dianggap mencuri kekayaan intelektual. Pengenaan tarif tersebut dimaksudkan untuk membuat efek jera.

Sebelumnya, Trump memberlakukan pengenaan bea masuk pada baja dan aluminium impor, masing-masing sebesar 25 persen dan 10 persen.

Meski ada beberapa negara yang dibebaskan dari kebijakan tersebut, namun pelaku pasar khawatir ada aksi balas dendam dari mitra dagang AS yang bisa menimbulkan perang dagang.

 

 

3 dari 3 halaman

China 'Balas Dendam'

Atas keputusan tersebut, China tidak tinggal diam. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu membidik 128 produk AS yang bisa dikenakan tarif impor.

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), indeks utama Wall Street, yakni Dow Jones anjlok 2,93 persen atau 724,42 poin ke level 23.957,89. Sedangkan indeks saham utama lain mencatat penurunan tajam lebih dari dua persen.

Senasib, bursa saham Eropa juga merosot, dengan indeks saham Eropa STOXX melemah 1,55 persen dan FTSE 100 turun 1,23 persen. Sementara dolar AS tertekuk atas Yen Jepang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.