Sukses

Peringati Hari Air Sedunia, Menteri Basuki Perbaiki Citarum dan Danau Rawa Pening

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) merayakan Hari Air Sedunia dengan membuat Lubang Biopori di halaman depan Gedung Utama Kementerian PUPR. Hal itu dilakukan sebagai wujud pesan atas pentingnya keberadaan air bersih dalam kelanjutan hidup planet Bumi.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam rangkaian kegiatan Hari Air Sedunia yang ke-26 dengan tema 'Nature for Water' adalah momentum untuk melestarikan alam demi keberlanjutan sumber daya air.

"Kita sudah lihat, ada 'Citarum Harum'. Bagaimana Citarum sudah tercemar berat sehingga tidak bisa dipakai untuk air bagus. Ikan-ikan juga tercemar, air baku sudah tercemar," jelasnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/1/2018).

Agar pencemaran sungai tidak terus berlanjut, Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan melaksanakannya mulai dari hulu hingga ke hilir. Seperti contoh, rumah-rumah yang berada di hulu sungai akan coba direlokasi.

Program rehabilitasi air sudah digalakkan Kementerian PUPR selama satu tahun di Danau Rawa Pening, Semarang. Menurut Menteri Basuki, kondisi danau tersebut sudah sakit, atau sedemikian parahnya.

Asal tahu, Organisasi Perangkat Daerah telah merintis Gerakan Penyelamatan Danau (Germadan) di Danau Rawa Pening. Bersama 300 warga dan komunitas lokal. Mereka menanam 2.800 pohon di hulu danau pada akhir 2017 kemarin.

Untuk selanjutnya, Basuki akan mengajak seluruh komunitas sungai di Indonesia untuk diberangkatkan ke Rawa Pening. Nantinya, orang-orang yang diajak itu akan kembali ke daerah masing-masing untuk gencar melestarikan sumber air di tempatnya.

"Kita akan bawa sekitar 10 orang (dari tiap komunitas sungai) untuk ke Danau Rawa Pening. Itu adalah upaya untuk bisa mengisi momen Hari Air Sedunia ini dengan kerja nyata, bukan dengan seremonial," tukas Basuki. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ruas Jalan Nasional Ini Pakai Aspal Sampah Plastik dan Karet

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menggunakan teknologi aspal sampah plastik dan aspal karet dalam paket pekerjaan pemeliharaan jalan nasional di beberapa provinsi. Implementasi ini dilakukan setelah keberhasilan uji coba campuran aspal plastik di beberapa kota seperti Jakarta, Bekasi, Denpasar, Makassar, dan Tangerang.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan penerapan teknologi aspal plastik merupakan upaya pemerintah dalam pengurangan limbah kantong plastik.

“Upaya ini bertujuan mengurangi sampah kantong plastik dengan mengolahnya menjadi bahan campuran aspal," ujar Basuki seperti dikutip dari laman resmi Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR menargetkan, penerapan teknologi aspal sampah plastik dapat dilakukan sepanjang 25 kilometer (km) yang terbagi menjadi beberapa ruas.

Ruas jalan yang akan menggunakan aspal sampah plastik, di antaranya jalan Sipinsur-Bakara, Provinsi Sumatera Utara sepanjang 3 km, pelebaran jalan Lawean-Sukapura di Jawa Timur sepanjang 1,3 km.

Tiga ruas lain di Sulawesi Selatan yakni pekerjaan rekonstruksi jalan akses Bandara Pongtiku-Toraja 3,5 km, rekonstruksi Janeponto-Bantaeng-Bulukumba-Bira dan Bulukumba-Sinjai 2,2 km, serta pembangunan akses Labuan Bajo di NTT sepanjang 9 km.

Untuk meningkatkan ketersedian bahan plastik cacah, Kementerian PUPR telah membeli 1.000 alat pencacah sampah plastik, hasil produksi PT Barata Indonesia. Alat pencacah ini merupakan inovasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Alat-alat tersebut akan distribusikan ke Balai Besar atau Balai Pelaksanaan Jalan Nasional di seluruh Indonesia dan diharapkan dapat mendukung pelaksanaan pemeliharaan jalan nasional.

Dirjen Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa penerapan teknologi campuran aspal plastik mengacu pada spesifikasi khusus interim Skh-1.6.10 Campuran Beraspal Panas Menggunakan Plastik.

Teknologi aspal sampah plastik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki tingkat pengerasan yang lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda kendaraan saat aspal basah dilalui kendaraan, dan daya tahan yang semakin tinggi bila dibandingkan dengan aspal biasa.

Penggunaan limbah plastik juga sudah dinyatakan aman dan bebas dari ancaman racun pada plastik. Hal tersebut sudah dilakukan lewat berbagai uji klinis di Balitbang PUPR tentang limbah plastiktersebut.

3 dari 3 halaman

Jalan Aspal Campur Karet

Selain limbah plastik, Kementerian PUPR pada tahun ini juga akan menerapkan campuran aspal dengan komoditas karet sebagai upaya pemanfaatan karet alam dalam negeri.

Penerapan teknologi aspal karet akan diimplementasikan pada paket pekerjaan preservasi rehabilitasi Jalan Muara Beliti-Batas Kabupaten Musi Rawas-Tebing Tinggi-Batas Kota Lahat dengan total panjang 8,33 km di Sumatera Selatan.

Sebelumnya uji coba penggunaan aspal karet telah dilakukan pada pelapisan ulang jalan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dengan kandungan karet alam sebesar 7 persen.

Dalam satu ton campuran beraspal panas dapat dimanfaatkan kurang lebih sebanyak 4,2 kg karet alam.

Kelebihan campuran aspal karet alam yakni meningkatkan kualitas pengerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.