Sukses

Harga Minyak Naik Bikin Pendapatan Pertamina Hulu Energi Bertambah di 2017

Pendapatan tersebut berasal dari kegiatan produksi minyak bumi mencapai 69,3 ribu barel per hari (bph) atau 11 persen lebih tinggi dari pencapaian 2016 sebesar 62,6 ribu bph.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) meraup pendapatan USD 1,99 juta dari kegiatan produksi minyak dan gas bumi (migas) sepanjang 2017. Pencapaian tersebut membaik seiring dengan naiknya harga minyak dunia.

Direktur Utama PHE R Gunung Sardjono Hadi mengatakan, perusahaan berhasil membukukan pendapatan usaha USD 1,999 juta atau meningkat 130 persen dari realisasi tahun 2016 sebesar USD 1,533 juta.

"PHE juga berhasil mencatat laba bersih sebesar USD 251 juta atau 131 persen lebih tinggi, dari laba tahun sebelumnya sebesar USD 191 juta," kata Gunung, di Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Menurut Gunung, ‎pencapaian kinerja keuangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari keberhasilan manajemen dan Pekerja PHE, dalam menerapkan efisiensi dalam operasi perusahaan.

"Kinerja positif tersebut juga turut diikuti oleh kinerja keuangan yang semakin membaik mengikuti tren kenaikan harga minyak dunia di tahun 2017," jelasnya.

‎Pendapatan tersebut berasal dari kegiatan produksi minyak bumi mencapai 69,3 ribu barel per hari (bph) atau 11 persen lebih tinggi dari pencapaian 2016 sebesar 62,6 ribu bph.

Selain itu, juga berasal dari produksi gas bumi yang tercatat mencapai 723,5 standar juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang lebih tinggi dari pencapaian 2016 sebesar 722 MMSCFD.

“Kerja tim yang solid dan dukungan dari manajemen serta Pekerja PHE, menghasilkan kinerja yang baik sepanjang tahun 2017,” ujar Gunung.

Pada 2018, PHE telah menyusun program kerja untuk mencapai target kinerja 2018. Produksi minyak dan gas bumi di tahun 2018 diharapkan dapat mencapai 70,41 ribu dan 771 MMSCFD atau lebih tinggi dari capaian di tahun 2017.

"Upaya peningkatan produksi dan cadangan terus dilakukan pada 2018 guna menciptakan ketahanan energi saat ini maupun di masa mendatang,” tandas Gunung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak Dunia Gagal Sentuh USD 70 per Barel

Harga minyak dunia terperosok pada perdagangan Kamis seiring kejatuhan pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan setelah aksi ambil untung kenaikan harga minyak pekan ini.

Namun penurunan harga tersebut masih tertahan oleh komitmen negara-negara produsen minyak untuk memangkas produksi.

Mengutip Reuters, Jumat (23/3/2018), harga minyak Brent berjangka turun 56 sen atau 0,8 persen menjadi USD 68,91 per barel.

Sebelumnya, harga minyak Brent sempat menyentuh level USD 69,70 per barel atau mendekati harga tertinggi sejak awal Februari.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berjangka AS tergelincir 1,3 persen atau 87 sen ke posisi USD 64,30 per barel.

Harga minyak dunia telah meningkat dalam dua minggu terakhir didorong pelemahan dolar AS, serta ketegangan antara Iran dan Arab Saudi yang memicu kekhawatiran pasokan minyak di Timur Tengah yang sudah dibatasi sesuai perjanjian di OPEC.

Reli harga tak berlanjut. Harga minyak kembali turun mengikuti tekanan di pasar saham AS akibat langkah Presiden AS, Donald Trump menandatangani pengenaan tarif impor terhadap barang-barang China dengan nilai US$ 60 miliar.

"Ketakutan perang dagang dengan China merupakan sentimen penurunan harga minyak hari ini. Karena akan berdampak pada permintaan," kata Analis Energi di CHS Hedging LLC, Anthony Headrick.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.