Sukses

BUMI Punya Utang Rp 36 Triliun Hingga 2017

Produsen batubara terbesar Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melaporkan utang jatuh tempo perusahaan hingga lima tahun ke depan mencapai US$ 3,79 miliar atau setara dengan Rp 36,5 triliun.

Liputan6.com, Jakarta: Produsen batubara terbesar Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melaporkan utang jatuh tempo perusahaan hingga lima tahun ke depan mencapai US$ 3,79 miliar atau setara dengan Rp 36,5 triliun. Untuk tahun ini saja, utang jatuh tempo perusahaan pada kuartal IV-2012 mencapai US$ 17 juta.

Hal tersebut terungkap dari bahan paparan publik Bumi Resources Tbk yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa, 27 November 2012.

Dalam paparan tersebut, utang jatuh tempo terbesar yang harus dilunasi BUMI akan terjadi pada dua tahun mendatang. Pada tahun 2014, utang jatuh tempo BUMI mencapai US$ 1,23 miliar dengan porsi terbesar berakhir pada kuartal IV-2012.

Secara berturut-turut utang BUMI dalam lima tahun mendatang yang berakhir pada 2017 adalah US$ 17 juta (2012), US$ 254,5 juta (2013), US$ 1,23 miliar (2014), US$ 1,06 miliar (2015), US$ 530 juta (2016), dan US$ 700 juta (2017).

BUMI menegaskan, utang jatuh tempo tersebut tidak termasuk pinjaman dari entitas anak perusahaan.

Pada bagian lain, manajemen BUMI juga mengakui besarnya perhatian investor terhadap penurunan peringkat surat utang perusahaan. Untuk diketahui, Moody's dan S&P menurunkan outlook utang BUMI dari BB minus menjadi B plus.

Kendati turun, manajemen perusahaan tambang milik keluarga Bakrie ini masih yakin mampu menaikkan kembali prospek utang perusahaan ke level lebih baik. Keyakinan ini tak terlepas dari empat strategi yang telah disiapkan perusahaan.

Keempat strategi itu adalah mencapai produksi batubara 100 juta ton pada tahun 2014 yang diharapkan mampu meningkatkan EBITDA dalam rangka proses penurunan utang. penurunan utang (deleveraging) hingga mencapai tingkat EBITDA sekitar 1x (kali) selama dua tahun ke depan.

Dua strategi lain adalah memonetisasi aset-aset non-core untuk memperkuat arus dana dan mempercepat perkembangan aset-aset tersebut dan proses penurunan utang (deleveraging). Terakhir, mengurangi beban bunga atas pinjaman secara cepat.

Sebagai informasi, Bumi Resources merupakan produsen terbesar batu bara di tanah air. Perusahaan ini menggarap dua bisnis utama yang terbagi atas batubara, minyak, dan gas, serta mineral (Non batubara).

Di sektor batubara, minyak, dan gas, BUMI memiliki enam anak usaha yait KPC, Arutmin, Indocoal Resources, Gallo Oil, Darma Henwa, dan Pendopo Energi Batubara.

Sementara di bisnis mineral, BUMI mengendalikan perusahaa PT Bumi Resources Mineral Tbk. Anak usaha ini setidaknya membawahi sembilan unit bisnis. (IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.