Sukses

Ekonomi Eropa Diramal Merosot Selama 10 Tahun ke Depan

Ekonomi memang sedang memburuk karena banyak negara-negara di Eropa terjebak dalam penyelesaian utang yang besar. Kemerosotan ekonomi Eropa ini diramal akan berlanjut selama 10 tahun ke depan.

Ekonomi memang sedang memburuk karena banyak negara-negara di Eropa terjebak dalam penyelesaian utang yang besar. Kemerosotan ekonomi Eropa ini diramal akan berlanjut selama 10 tahun ke depan.

CEO Unilever Paul Polman menyatakan bahwa Eropa akan menghadapi stagnasi ekonomi selama 10 tahun ke depan. Sementara AS tetap bergulat dengan meningkatnya jumlah 'kaum miskin baru' yang bergantung pada tunjangan pemerintah.

Polman juga menyatakan penurunan kepercayaan konsumen AS telah menimbulkan kecemasan di masyarakatnya dan pemulihan perekonomiannya melambat, dengan pertumbuhan 2 persen di produk domestik brutonya itu pun 'bila beruntung'.

"Dengan 46 juta orang yang bergantung pada tunjuangan pemerintah untuk membeli makanan, masyarakatnya akan berhemat sekuat tenaga hingga akhir bulan," kata Polman seperti dilansir dari CNBC, Kamis (13/12/2012).

Cara Unilever Beradaptasi

Unilever adalah perusahaan yang berbasis di London dan Rotterdam. Menurut Polman pihaknya tersebut telah beradaptasi dengan penurunan ekonomi dengan cara memangkas biaya produksi, berekspansi ke pasar yang sedang tumbuh dan mendorong lower-cost brand seperti shampoo Suave.

Pada Oktober 2012 ini Unilever dilaporkan mencatatkan pertumbuhan pendapatan kuartal ketiga yang lebih baik dan mementahkan estimasi paara analis dan sesama industri sejenisnya.

"Performa Unilever tidak terpengaruh intensitas kompetisi tingkat tinggi yang berlanjut, tekanan ekonomi, dan ketidakpastian dan ketidakseimbangan global," kata Polman.

Di Eropa, penjualan Unilever meningkat 0,9 persen di kuarter ke tiga, dan peningkatannya mengalahkan penurunan sebesar 2,2 persen di kuartal kedua.

Unilever telah menawarkan produk lower-priced di Yunani untuk menjawab kebutuhan konsumen yang saat ini mengencangkan ikat pinggang karena krisis. Sedangkan bisnis Unilever di Spanyol telah stabil. (LUK/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini