Sukses

BTN Incar Penjualan Produk Bancassurance hingga Rp 10 Miliar

BTN memasang target penjualan dari produk bancassurance senilai Rp 10 miliar di tahun 2013. Bidikan itu akan didukung dari pemasaran antara BTN dan PT Asuransi Jiwasraya.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) memasang target penjualan produk bancassurance hingga mencapai Rp 10 miliar di tahun 2013. Bidikan itu akan didukung dari pemasaran antara BTN dan PT Asuransi Jiwasraya.

"Kami mematok penjualan keseluruhan produk bancassurance dalam kerjasama dengan Asuransi Jiwasraya sebesar Rp 10 miliar selama satu tahun," kata Direktur Utama BTN, Iqbal Lantoro di Jakarta, Kamis (27/12/2012).

Sebelumnya, BTN dan Asuransi Jiwasraya telah menandatangani perjanjian kerjasama produk bancassurance demi meningkatkan layanan maupun memberikan pilihan ragam produk investasi bagi nasabah kedua perusahaan.

Iqbal mengaku, produk bancassurance tersebut kemungkinan baru akan meluncur pada semester I 2013 mendatang. Pasalnya, produk berbasis pendapatan bunga itu wajib didaftarkan ke badan regulator sebelum resmi rilis ke publik.

Bank BTN rencananya akan meminta izin dengan mendaftarkan bancassurance ke Bank Indonesia. Sedangkan Asuransi Jiwasraya meminta persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Sehingga baru akan dilaunching semester I tahun depan," jelas dia.

Dengan produk terbaru ini, BTN menjanjikan nasabahnya bisa mendapatkan hasil investasi maksimal melalui produk perbankan, sekaligus memperoleh jaminan proteksi bagi dirinya. Bagi perusahaan, pemasaran produk bancassurance diharapkan menjadi lompatan besar demi menggenjot bisnis dari perolehan pendapatan bunga atau fee base income.

Untuk diketahui, produk berbasis bancassurance antara lain, asuransi jiwa, asuransi kecelakaan diri, produk unit link dan produk bundling lainnya. Selain menggarap bisnis inti berupa pembiayaan perumahan, perbankan pelat merah ini juga tengah menjajaki peluang pengembangan produk investasi lain, seperti reksadana, ORI atau SUKRI.

Direktur Utama PT Jiwasraya Hendrisman Rahim menyebutkan pendapatan premi hingga November 2012 mencapai Rp 4,5 triliun. Perusahaan berharap bisa mendapatkan Rp 5,6 triliun premi hingga akhir 2012. (FIK/SHD)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini