Sukses

Tunda Investasi di Indonesia, Ini Jawaban Petinggi Foxconn

Foxconn akhirnya angkat bicara seputar penundaan rencana investasinya di Indonesia. Lewat salah seorang eksekutifnya, Foxconn mengakui masalah aturan impor telepon seluler menjadi pemicu penundaan itu.

Hon Hai Precision Industry atau dikenal Foxconn akhirnya angkat bicara seputar penundaan rencana investasinya di Indonesia. Lewat salah seorang eksekutifnya, Foxconn menyatakan penundaan terjadi akibat ketidakpastian peraturan di tanah air soal impor handset telepon genggam.  

Seperti dilansir Central News Agency (CNA) Foxconn mengaku masih ragu mendirikan pabrik telepon seluler (Ponsel) di Indonesia. Selain masalah ketidakjelasan aturan impor Ponsel,  kinerja aparat penegak hukum yang kurang aktif membasmi penjualan ponsel tiruan atau Ponsel impor ilegal menjadi alasan penundaan.

"Foxconn juga perlu menemukan mitra bisnis lokal yang tepat dan lebih memahami kebutuhan konsumen Indonesia sebelum membuat keputusan akhir dari rencana investasi," kata eksekutif tersebut, Jumat (4/1/2013).

Komentar eksekutif Foxconn tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan yang mengatakan Foxconn akan memulai pembangunan pabrik di 2013. Eksekutif tidak berkomentar langsung tentang pernyataan Gita Wirjawan tersebut dan hanya mengatakan Foxconn masih mengevaluasi rencana investasi.

Seperti diketahui, rencana investasi perusahaan pemasok komponen Apple ini sudah terdengar sejak pertengahan 2012. Perusahaan berencana membangun pabrik di Jawa Barat pada Oktober dan mulai beroperasi pada Desember tahun lalu.

Namun Foxconn memutuskan penundaan investasi pabrik selama tiga sampai enam bulan ke depan, karena belum menemukan kesepakatan dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah Indonesia.

Menurut laporan CNA, eksekutif Foxconn mengatakan, Indonesia yang berpenduduk 240 juta merupakan pasar yang menarik. Foxconn dinilai harus melanjutkan rencana investasi di Indonesia menggunakan "strategi substitusi impor" untuk membantu mengubah struktur industri di Indonesia. Strategi seperti itu dilakukan untuk mengganti produk impor asing dengan produksi dalam negeri. (NUR/SHD)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.