Sukses

Pegadaian Seriusi Terjun ke Bisnis Hotel Murah

Untuk memanfaatkan aset idle atau tidak terpakai, PT Pegadaian serius menggarap bisnis properti di 2013. Perseroan akan membangun 5 hotel bujet di kota-kota besar di Indonesia.

Untuk memanfaatkan aset idle atau tidak terpakai, PT Pegadaian serius menggarap bisnis properti di 2013. Perseroan akan membangun 5 hotel bujet di kota-kota besar di Indonesia.

"Kami akan menyiapkan 10 proyek hotel bujet dengan masa proyek multiyears antara 2 sampai 3 tahun," kata Direktur Keuangan Pegadaian, Dwi Agus Pramudya kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (7/1/2013).

Dia mengatakan, dari 10 proyek hotel murah yang dicanangkan, pihaknya akan segera membangun 5 hotel yang menjadi proyek prioritas tahap pertama di Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya dan Pekanbaru.

"Dibangun 5 hotel bujet lebih dulu di atas tanah seluas 1.200-2.500 meter persegi. Lahannya sudah ada, karena kami pakai aset idle perseroan yang tersebar di seluruh kota di Indonesia," tuturnya.

Dwi mengaku, konstruksi tahap awal ini dilaksanakan pada kuartal I 2013 dan akan beroperasi di 2014 mendatang. Paska menuntaskan pembangunan hotel tersebut, selanjutnya disusul proyek tahap kedua dengan mendirikan 5 hotel murah lain.

Dari sisi pendanaan, Pegadaian memperhitungkan pembangunan satu hotel bujet membutuhkan investasi sekitar Rp 50 miliar-Rp 80 miliar.

"Total investasi untuk merealisasikan 10 hotel bujet sekitar Rp 500 miliar - Rp 600 miliar," papar dia.

Dana tersebut, lanjut Dwi berasal dari kas internal serta pinjaman dari pihak perbankan yang belum sepenuhnya ditarik oleh perseroan.

"Apabila masih kurang, maka tak menutup kemungkinan, kami akan menerbitkan obligasi senilai Rp 5 triliun, termasuk untuk pendanaan unit usaha lain Pegadaian," jelasnya.

Sebelumnya, obligasi Rp 5 triliun itu akan dirilis secara bertahap atau berkelanjutan pada 2013, tepatnya di semester pertama. Dwi belum bisa memastikan penawaran surat utang tersebut bakal terbagi menjadi berapa tahap ataupun seri.

"Yang jelas berkelanjutan, nilai dan waktu pastinya belum ditentukan. Karena kalau berkelanjutan, kami punya waktu dua tahun untuk menerbitkannya untuk memulai penerbitan obligasi di semester pertama tahun depan," terang dia.

Saat ini, perseroan tengah mendiskusikan rencana aksi korporasi tersebut dengan pihak manajemen dan para pemegang saham.

"Minggu depan kami akan menggelar rapat umum pemegang saham guna meminta persetujuan atas rencana obligasi itu," tutup Dwi mengakhiri wawancara. (FIK/IGW)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini