Sukses

Ini yang Terjadi Saat Negara Bangkrut

Beberapa negara yang selama ini memiliki perekonomian baik tetapi utang mereka melonjak tinggi berpotensi mengalami kebangkrutan jika tidak segera mencari solusi untuk mengatasinya.

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun lalu membuat perekonomian sejumlah negara di dunia kolaps.

Beberapa negara yang selama ini memiliki perekonomian baik tetapi utang mereka melonjak tinggi berpotensi mengalami kebangkrutan jika tidak segera mencari solusi untuk mengatasinya. Negara tersebut seperti Jepang, Yunani, Jamaika, Libanon, Italia,Barbados, Portugal, Irlandia, Amerika Serikat dan Singapura.

Berikut hal-hal yang terjadi jika negara bangkrut, dikompilasi dari beberapa sumber, Senin (7/1/2013):


1. Pasar saham akan crash

2. Semua lembaga keuangan akan gagal

3. Program pendanaan pemerintah akan berakhir sehingga tidak ada lagi jaminan bagi masyarakat, seperti kesehatan, pertahanan, keamanan, pendidikan, dukungan infrastruture seperti jalan dan lainnya

Ketika sebuah negara bangkrut, maka banyak sistem di negara tersebut yang selama ini menjadi ketergantungan rakyatnya hilang. Seperti, penghentian pasokan listrik, aparat keamanan tak lagi bekerja, penutupan pompa bensin, toko-toko kehabisan stok makanan, pekerja pos berhenti mengirim email, bank tutup dan lainnya.

Kondisi ini yang terjadi di Argentina pada 1999. Saat itu orang-orang kaya mengambil uang mereka dan melarikan diri dari negara tersebut. US$ 40 miliar uang negara lari ke luar negeri dalam satu malam.

Kondisi itu mengakibatkan perbankan kolaps, diikuti keruntuhan mata uang nasional negara itu. Warga Argentina begitu putus asa dan panik dan banyak dari mereka bermalam di depan mesin teller otomatis untuk menarik uangnya.

Pemerintah pun membekukan semua rekening bank untuk satu tahun, hanya memungkinkan orang untuk menarik sejumlah kecil sebesar $ 250 per minggu.

4. Pelaku bisnis akan menutup usaha mereka sehingga tidak ada lagi pekerjaan

Masih mengambil contoh dari Argentina. Pada bulan Desember 2001, konfrontasi antara polisi dan warga menjadi pemandangan umum, dan kebakaran kerap terjadi di jalan utama di Buenos Aires. Presiden Argentina kala itu Fernando de la Rua mengumumkan keadaan darurat, yang hanya menyebabkan lebih banyak konflik dan kekacauan.

Akhirnya, situasi menjadi begitu kacau bahwa Presiden Fernando de la Rua melarikan diri dan masyarakat menjadi marah. Diperkirakan 30.000-40.000 tunawisma dan pengangguran baru muncul dengan mengais-ngais di jalan untuk bertahan hidup. Tingkat pengangguran merupakan indikator yang sangat baik dari negara mana akan bangkrut berikutnya.

Korporasi tidak ingin mempercayakan masa depan mereka ke negara yang tidak stabil dengan keuangan yang lemah. Pekerjaan sehingga akan terwujud selama ekonomi yang baik telah pergi di tempat lain.

5. Ekspor dan produksi sulit

Produk Argentina ditolak oleh beberapa negara, karena kekhawatiran produk yang diekspor merupakan barang gagal, atau rusak.

Pertanian juga terpengaruh. USDA menempatkan pembatasan pada makanan Argentina dan obat-obatan tiba dari Amerika Serikat.


6.Terjadi kerusuhan massal sementara aparat keamanan tidak ada

Mereka yang ditinggalkan akan merasa terjebak, muncul kemarahan dan sebagai sasaran akan ditujukan ke bank, lembaga keuangan, dan instansi atau pejabat pemerintah.

7. Setiap orang akan mulai saling melakukan segala cara untuk mendapatkan pasokan makanan

8. Orang kaya akan menguasai negara dan mengubah sistem demokrasi menjadi kediktatoran.

9. Korupsi merajalela dan justru dilakukan oleh lembaga yang sebenarnya mempunyai tugas pokok melindungi rakyat, masyarakat, dan negara terhadap gangguan korupsi itu.

10. Hutang luar negeri yang semakin menumpuk. (NUR/IGW)
























* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini