Sukses

Dari Sisi Psikologis, Redenominasi Rupiah Memang Bikin Takut

Pemerintah dan Bank Indonesia tengah gencar melakukan sosialisasi soal redenominasi rupiah. Pengurangan nilai nominal rupiah sebanyak tiga angka nol, secara psikologis membuat masyarakat merasa takut.

Pemerintah dan Bank Indonesia tengah gencar melakukan sosialisasi soal wacana penyederhanaan nilai nominal (redenominasi) rupiah. Pengurangan nilai nominal rupiah sebanyak tiga angka nol, secara psikologis membuat masyarakat merasa takut.

"Bagi masyarakat yang biasanya menyimpan uang Rp 1 juta, lalu jadi Rp 1.000 itu secara psikologis dia merasa menjadi miskin karena jumlahnya kelihatannya kecil sekali. Ini yang ditakutkan masyarakat," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (28/1/2013).

Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi minimal 1-2 tahun agar masyarakat bisa memahami kebijakan ini. Pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kebijakan  sama sekali berbeda dengan pemangkasan nilai (sanering) yang pernah berlaku di Indonesia.  

"Masyarakat kita memang belum siap, jadi butuh waktu untuk sosialisasi. Sebaiknya sosialisasi ini dilakukan secara bertahap," ujarnya.

Sementara bagi kalangan pengusaha, redenominasi rupiah tidak terlalu bermasalah. "Dari sisi pembukuan juga tidak masalah. Pengurangan 3 angka nol itu malah bagus, jadi tidak terlalu panjang nulisnya," jelas dia.

Hal senada diungkapkan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Daryatmo. Meski nilai intrinsik dari mata uang itu tidak berubah akibat redenominasi rupiah, pengurangan angka nol tentu akan membuat masyarakat kaget.

"Pada saat menerima gaji, nanti masyarakat akan kaget karena gaji turun drastis," tuturnya.

Untuk itu, pemerintah harus semakin gencar melakukan sosialisasi sebelum kebijakan ini dilaksanakan agar kekhawatiran dan ketakutan masyarakat bisa berkurang. "Sosialisasi ini menjadi sangat penting," ungkapnya. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.