Sukses

Modal, Masalah Utama Perbankan di Masa Depan

Permasalahan modal akan menjadi hambatan pertumbuhan perbankan nasional terutama menghadapi persaingan di pasar global.

Perbankan nasional diprediksi mengalami masalah permodalan pada 2020 seiring pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, meski pertumbuhan industrinya juga tumbuh. Permasalahan modal ini bisa menjadi hambatan pertumbuhan perbankan nasional terutama menghadapi persaingan.

"Modal itu memang hal yang inti, hal itu menjadi sebuah masalah bagi pertumbuhan perbankan di masa yang akan datang," ujar Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk, Pahala N Mansury, Selasa (29/1/2013).

Dia menilai permasalahan modal menjadi hal yang utama. Saat ini LDR perbankan hampir mencapai 100%. Perbankan harus mengambil langkah lain agar LDR tidak menyentuh 100%. Ada dua cara yang bisa dipilih, yakni mengurangi kredit, atau mencari pendanaan lain.

Meski demikian, perbankan masih memiliki jalan keluar untuk bisa menanggulangi kemungkinan kekurangan permodalan di masa mendatang. "Memang ada dua pilihaan di saat itu, mengurangi kredit atau mencari pendanaan lainnya," kata Pahala.

Dia menyatakan, perbankan nasional pada tahun mendatang akan tumbuh baik, dengan adanya indikator peningkatan dari jumlah middle class dan aktivitas ekonomi yang terus membaik.

Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono juga mengakui jika permasalahan perbankan memang tidak lari dari masalah permodalan karena hal ini yang menggerakan bisnis  di bank.

Dia mengungkapkan sampai 2015, perbankan butuh modal Rp 113 triliun. Sedangkan pasar modal nasional hanya mampu menyediakan modal (maksimal) sebesar Rp 30 triliun.

"Jadi masalah utama perbankan di masa yang akan dayang tidak jauh dari modal dan modal. Namun SDM dan teknologi juga penting," jelasnya. (Dis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.