Sukses

Dahlan Iskan Masih Berambisi Semen Indonesia Caplok KKA

Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengungkapkan, terdapat dua opsi bagi Semen Indonesia untuk menguasai PT Kertas Kraft Aceh (KKA). Selain Akuisisi, BUMN semen ini bisa melakukan off taker pada perusahaan itu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengungkapkan, pihaknya memiliki dua opsi penting yang bisa menjadi solusi untuk menyehatkan kembali kinerja PT Kertas Kraft Aceh (KKA). Opsi itu rencananya akan dilakukan oleh PT Semen Indonesia Tbk melalui proses akuisisi serta off taker.

"Kami punya dua opsi dengan pengambilalihan saham KKA oleh Semen Indonesia. Dan opsi lain, yakni holding semen itu hanya menjadi pembeli atau off taker," ujarnya saat ditemui saat kunjungan kerja di Bali.

Pada opsi pertama, Dahlan menjelaskan, upaya Semen Indonesia mengakuisisi saham KKA bakal terganjal proses yang melibatkan para pemegang saham. 

"Bisa dengan akuisisi sebab inline dengan bisnis Semen Indonesia. Tapi saya rasa akan sulit karena harus melibatkan seluruh kepemilikan saham publik dan minoritas," urai dia.

Proses ini didukung sepenuhnya oleh Dahlan, mengingat akan menopang kebutuhan 'sarung atau kertas pengepakan' semen yang selama ini masih 100% impor.

"KKA adalah satu-satunya perusahaan yang menghasilkan jenis kraft untuk sarung semen. Jadi kalau upaya ini terwujud, saya senang sekali karena skala Semen Indonesia sudah sangat besar sehingga dari sisi biaya pengambilalihan tidak ada masalah," terangnya.

Sedangkan opsi untuk menjadi off taker dianggap jalan termudah bagi Semen Indonesia untuk menjadikan KKA sebagai bagian dari BUMN holding semen itu. "Itu lebih mudah prosedur internalnya dan masih, terus kita kaji untuk melihat kemungkinan terkuatnya," tandasnya.

Perusahaan yang tercatat di pasar modal Indonesia dengan kode SMGR ini sebelumnya tertarik menjadi investor di KKA agar mampu menghidupkan kembali perusahaan yang kesulitan beroperasi tersebut. KKA sendiri terpaksa berhenti beroperasi pada akhir 2007 akibat kekurangan bahan baku pinus, dan bahan bakar gas, sehingga berdampak pada kondisi keuangan perusahaan yang punya utang mencapai Rp 3,2 triliun pada 2011.

Melalui penandatanganan surat pernyataan minat, PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) berniat memasok batu bara untuk pabrik KKA, Perum Perhutani mengontrol pasokan bahan baku kayu pinus, dan PT PPA mengupayakan restrukturisasi dan revitalisasi KKA dengan biaya sekitar US$ 60 juta. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.