Sukses

Harga Minyak Mentah RI Naik Jadi US$ 111,07 per Barel

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) naik US$ 4,17 menjadi US$ 111,07 per barel pada Januari 2013, dari bulan sebelumnya US$ 106,9 per barel.

Tim harga minyak Indonesia mencatat harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) naik US$ 4,17 menjadi US$ 111,07 per barel pada bulan Januari 2013, dari bulan sebelumnya US$ 106,9 per barel. Sementara harga minyak jenis minas juga ikut naik US$ 6,94 menjadi US$ 115,95 per barel pada Januari 2013.

Seperti yang dikutip dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (4/2/2013),  kenaikan harga minyak mentah tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu meningkatnya konsumsi minyak pemanas di Amerika Serikat (AS) dan Eropa akibat musim dingin yang ekstrim.

Selain itu, respon positif pasar atas membaiknya perekonomian global yang diindikasikan oleh membaiknya pasar perumahan, meningkatnya kegiatan manufaktur serta turunnya angka pengangguran di AS yang diantaranya terdorong adanya stimulus dari Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed. 

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 3,5%, naik 0,3% dibandingkan tahun 2012.  Sementara pemerintah Jepang menyetujui paket stimulus sebesar US$ 116 miliar untuk memacu kebangkitan ekonomi.

"Ekspor produk industri China pada bulan Desember 2012 mengalami peningkatan sebesar 14,1% dibandingkan ekspor pada bulan November 2012," ungkap tim harga minyak Indonesia.

Kenaikan harga minyak juga disebabkan proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2013 berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) dan CGES (Centre for Global Energy Studies) yang menunjukkan peningkatan sebesar 110 ribu-300 ribu barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan publikasi IEA, CGES dan Reuters, produksi minyak dari negara OPEC pada bulan Desember 2012 mengalami penurunan sebesar 0,26-0,55 juta barel per hari dibandingkan produksi bulan November 2012, terutama disebabkan penurunan produksi dari Arab Saudi merupakan titik terendah dalam 19 bulan terakhir.

Penyebab lainnya adalah meningkatnya kapasitas seaway pipeline menjadi 400 ribu barel per hari sehingga diharapkan dapat mengurangi stok minyak mentah di Cushing Oklahoma, AS dan adanya gejolak politik di wilayah timur Tengah dan Afrika Utara.

Sementara itu, untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak juga disebabkan meningkatnya permintaan jenis direct burning dari Jepang akibat musim dingin dan tingginya permintaan diesel di India. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini