Sukses

Fitch: Peringkat Utang RI Stabil Sampai 2 Tahun ke Depan

Fitch Rating memperkirakan peringkat surat utang Indonesia dalam 2 tahun mendatang takkan mengalami perubahan. Indonesia diimbau mewaspadai gejolak ekonomi dunia yang belum pulih.

Presiden Direktur Fitch Ratings Indonesia, Baradita Katoppo menegaskan, peringkat surat utang Indonesia dalam dua tahun ke depan takkan banyak mengalami perubahan. Saat ini, Indonesia telah masuk dalam status layak investasi (investment grade) dengan BBB minus. 

"Untuk Republik Indonesia masih tetap sama di stable outlook 1-2 tahun ke depan," ungkapnya di Jakarta, Rabu(6/2/2013).

Berdasarkan laporan Fitch Ratings, peringkat kinerja ekonomi Indonesia sebetulnya terburuk diantara negara-negara se-kawasan, khususnya dilihat dari rata-rata pendapatan, lingkungan bisnis, dan pemerintahan. Namun kondisi ini mampu diimbangi dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di atas 6% dalam lima tahun terakhir.

Fitch menilai, turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,23% belum berpengaruh pada rating surat utang Indonesia. "Ekonomi Indonesia bertambah kuat, tingkat investasi masih cukup tinggi dan itu masih di atas perkiraan Fitch sebesar 6%," tuturnya.

Pilar pertumbuhan Indonesia selama ini dipicu banjirnya investasi dan konsumsi domestik. Walaupun begitu, Fitch mengingatkan pemerintah Indonesia untuk waspada terhadap kondisi global yang belum kondusif dan kemungkinan bisa menghambat perekonomian di dalam negeri.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar berharap level rating surat utang Indonesia bakal naik ke posisi AAA. "Kalau tata pemerintahan diperbaiki dan beres, maka rating bisa triple A (AAA)," harapnya tanpa menyebut target realisasi peningkatan rating.

Menurutnya, dari tiga tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, yaitu tata kelola pemerintah masih menjadi fokus utama yang wajib diperhatikan. Faktor lain adalah infrastruktur, dan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini