Sukses

Dua Faktor yang Bisa Dorong Ekonomi RI Tumbuh 6,8% di 2013

Kemenkeu optimistis Indonesia bakal mencicipi pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% dari target 6,6%-6,8%. Syaratnya, Indonesia mampu merealisasikan kenaikan investasi 2013 sebesar 10%.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bambang Brodjonegoro optimistis Indonesia bakal mencicipi pertumbuhan ekonomi di atas 6,5% dari target 6,6%-6,8%. Syaratnya, Indonesia mampu merealisasikan kenaikan investasi 2013 sebesar 10%.

"Saya yakin pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 65% di tahun ini. Kuncinya ada di investasi harus meningkat di atas 10%," ungkap Bambang saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (8/2/2013).

Bambang menegaskan, arus investasi yang masuk Indonesia tak hanya mengandalkan arus investasi asing atau foreign direct investment (FDI), tapi juga sumbangan belanja modal pemerintah. 

Selain investasi, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini juga harus ditopang sektor konstruksi yang mesti berkembang lebih dari 5%.

Dalam penilaian Kemenkeu, penyerapan belanja pemerintah sampai saat ini masih terbilang lambat. Bahkan tahun lalu dari target serapan 7%, hanya terealisasi 1,25%. "Kami prihatin masih agak lambat, harusnya di awal tahun sudah lebih banyak serapannya," pungkasnya.

Bambang menjelaskan, konsumsi pemerintah 2012 terlihat dari belanja barang yang relatif dibuat mendatar dengan harapan tidak terjadi peningkatan yang tinggi. Terlebih lagi belanja barang pemerintah umumnya masuk kategori kegiatan non produktif. Sedangkan belanja pemerintah masuk ke dalam investasi.

"Pertumbuhan ekonomi tahun lalu memang meleset dari target menjadi 6,23%, karena belanja modal tidak optimal, sehingga pertumbuhan investasi tidak sampai 10%. Kalau belanja pemerintah optimal, investasi bisa tumbuh di atas 10% dan itu bisa membuat pertumbuhan ekonomi kita 6,3%," ujarnya.

Kemenkeu berharap konsumsi belanja pemerintah akan mulai banyak terserap pada Februari dan Maret 2013. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini