Sukses

Krawu Burger, Gurihnya Bisnis Burger Nasi Asli Gresik

Menjamurnya produk burger mendorong pengusaha harus pintar mendiversifikasi olahan tersebut. Salah satunya burger nasi Krawu Burger yang berasal dari Gresik, Jawa Timur.

Menjamurnya bisnis makanan cepat saji, terutama berbasis produk burger mendorong para pengusaha sibuk mendiversifikasi olahan tersebut agar bisa dinikmati konsumen dengan cita rasa yang berbeda. Salah satunya burger nasi Krawu Burger, produk unggulan CV Krawu Burger Indonesia yang berbasis di Gresik, Jawa Timur.

Berbekal modal awal Rp 2 juta, Teguh Indoko dan istri mengawali usaha berjualan Krawu Burger pada tahun 2011. Krawu yang berarti daging suwir adalah makanan khas dari Gresik yang dimodernisasi sedemikian rupa menjadi makanan menyerupai burger.

"Kami ingin mengangkat makanan daerah agar bisa dinikmati oleh kalangan muda serta membuat makan nasi tanpa repot harus menggunakan sendok atau apapun," tutur dia di acara Pekan Wirausaha 2013 di Jakarta, Minggu (10/2/2013).

Burger nasi dibentuk layaknya burger dari roti, namum tengahnya bukan berasal dari daging ham atau nugget lengkap dengan sayuran, melainkan daging suwir dengan pilihan lima rasa, yakni original, rendang, steak, teriyaki dan blackpaper. Ditambah pula tiga pilhan level kepedasan, seperti gurih, pedas maupun super pedas.

"Resep dari bude (kakak ibu dan bapak), dan masyarakat menyukainya karena rasanya pas dan tidak berlebihan, berupa serundeng kelapa," kata Teguh.

Saking larisnya, dalam kurun waktu dua tahun usahanya kian maju pesat. Dengan konsep kemitraan yang ditawarkan, Krawu Burger mampu menjaring tujuh franchisee, antara lain di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Malang.

"Awalnya memang jualan di kantin kampus dan dititipkan ke warung-warung dengan harga Rp 5 ribu per buah. Tapi sekarang sudah Rp 11 ribu untuk ukuran besar dan Rp 6 ribu ukuran kecil," terang dia.

Calon franchisee atau waralaba dapat membeli paket kemitraan dengan investasi Rp 35 juta. Dengan paket tersebut, menurutnya, mitra sudah bisa mendapatkan outlet dan peralatan lengkap, bahan baku awal 100 produk, panduan SOP, paket promosi, konsultasi.

"Masa kerjasama 5 tahun, mitra bisa meraup omzet Rp 370 ribu per hari atau Rp 11,10 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp 2,8 juta setiap bulan. Sehingga kembali modal dapat dirasakan dalam waktu sekitar 1 tahun," jelas Teguh.

Sementara omzet yang mengalir ke kantong Teguh bisa mencapai Rp 1 juta per bulan dibanding saat kali pertama memulai usaha Rp 500 ribu per bulan.

"Memang masih kecil, karena masih butuh promosi agar masyarakat lebih mengenal dan menyukai produk ini," paparnya.

Ke depan, pihaknya berencana lebih agresif dalam memperluas jaringan usaha melalui penambahan cabang mitra yang ditargetkan tiga outlet setiap bulan. Sehingga total dalam setahun, outlet Krawu Burger bisa menembus 36 outlet di tahun ini.

"Kita rajin ikut roadshow pameran waralaba, dan tengah mendesain paket kemitraan lain seharga Rp 60 juta yang menggunakan gerobak motor. Fasilitas motor disediakan dari kita," urai dia.

Teguh berharap, Krawu Burger dapat menjadi pilihan investasi bagi masyarakat Indonesia yang ingin berwirausaha. "Harapan lainnya adalah bisa menembus pasar internasional," tutup Teguh. (Fik/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.