Sukses

DPR Kecam Pemotongan 80% Sapi Betina Produktif

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi IV mengecam pemotongan sapi betina karena dinilai mengancam pasokan daging sapi nasional.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi IV mengecam pemotongan sapi betina karena dinilai mengancam pasokan daging sapi nasional.

Anggota Komisi IV DPR, Mohammad Ali Yahya, menyayangkan sekitar 80% sapi betina produktif dijagal alias dipotong setiap tahun.

"Bagaimana anak sapi bisa berkembang dan mampu menghasilkan jika sapi betina produktif sebanyak 80% terus dipotong," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) peternakan, Senin (11/2/2013).

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) total populasi sapi kerbau dewasa siap potong pada tahun lalu dari sapi lokal maupun sapi bakalan impor sebanyak 471,88 ribu ton.

Sementara volume impor daging sendiri sebesar 95,02 ribu ton, sehingga stok daging nasional mencapai 509,89 ribu ton.

Selain itu, menurut dia, pengiriman anak-anak sapi berusia 1-2 tahun ke antar pulau rawan kematian. Hal ini juga mengakibatkan kualitas sapi atau kerbau yang dikirim menjadi kurang baik, dan akan sia-sia bila hewan tersebut mati dalam perjalanan.

"Birokrasi juga menjadi penghambat perdagangan dan pengiriman sapi lokal," paparnya.

Oleh sebab itu, Yahya mengusulkan agar DPR memberikan izin impor sapi bakalan sebanyak 80 ribu ton demi menjaga kedaulatan pangan, termasuk daging.

"Tapi kita berikan kompensasi juga bila ternak sapi bakalan yang diimpor harus memiliki berat 250 kilogram (kg) per ekor dari sebelumnya 350 kg," jelas dia.

Tahun ini, Kementan merinci, Indonesia masih memerlukan impor daging sebesar 80 ribu ton dari proyeksi pasokan sebesar 549,67 ribu ton.

Dengan asumsi pertumbuhan populasi sapi dan kerbau lokal 5,4% (setara daging sebesar 469,67 ribu ton). (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini