Sukses

Garap Monorel, Ortus Group Janji Tak Pakai Uang Negara

Setelah terhenti enam tahun lalu, proyek Monorel akhirnya kembali dihidupkan. Ortus Group yang menjadi pemegang saham pengendali, PT Jakarta Monorail, berjanji bakal bergerak cepat merealisasikan proyek ini.

Setelah terhenti enam tahun, proyek pembangunan moda transportasi massal Monorel akhirnya kembali dihidupkan, Ortus Group yang menjadi pemegang saham pengendali, PT Jakarta Monorail, berjanji bakal bergerak cepat merealisasikan proyek ini.

Ortus Group adalah kelompok usaha dalam bidang manajemen investasi milik Edward Soerjadjaya, saydara dari mantan pemilik raksasa otomotif Indonesia, Edwin Soerjadjaya.

Edward saat ini merupakan pemegang saham pengendali dari bisnis Sugih Group. Sementara Edwin tercatat sebagai salah satu orang terkaya Indonesia versi Forbes dengan total kekayaan US$ 1,2 miliar per November 2012. 

"Kami akan bergerak secepatnya untuk berpartisipasi mengatasi masalah Pemda DKI Jakarta terkait kemacetan Jakarta melalui pembangunan proyek ini, sesuai dengan jadwal yang ditentukan, "kata Sukmawaty Syukur, Direkur PT Jakarta Monorail seusai menyampaikan paparan mengenai proyek tersebut dihadapan Gubernur DKI Jakarta Jokowi di Balaikota, Selasa (12/2).

Ortus berjanji, proyek pembangunan moda transportasi baru ni takkan memberatan anggaran pemerintah. Pasalnya, perusahaan akan mendanai sepenuhnya proyek tersebut dari pendanaan swasta.

"Kami akan menyiapkan dana sebesar yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek harapan warga Jakarta ini," Direktur Ortus Group, ujar Fachmi Zarkasi.

Rencananya, proyek monorel yang dibangun PT Jakarta Monorail sepanjang 30 kilometer akan dibagi dalam dua rute yaitu rute Jalur Hijau yang melintaasi Kuningan - Dukuh Atas - Pejompongan - Senayan - Gatot Subroto - SCBD. Rute ini diperkirakan terbentang sepanjang 14,5 km.

Rute kedua atau Jalur Biru akan membentang sepanjang 15,5 km mulai dari Kampung Melayu - Tebet - Casablanca - Tanah Abang - Mall Taman Anggrek. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.