Sukses

Tuntut Kesejahteraan, 2.000 Pendemo Sambangi DPR 19 Februari

Sekitar 2.000 orang dari berbagai elemen masyarakat akan melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR pada Selasa (19/2/2013). Salah satu yang dituntut yaitu kesejahteraan bagi buruh.

Sebanyak 2.000 orang dari berbagai elemen masyarakat akan melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR pada Selasa (19/2/2013). Salah satu yang dituntut yaitu kesejahteraan bagi buruh.

Menurut Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menyatakan 2.000 orang tersebut berasal dari Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), Kontras, Imparsial, YLBHI, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Serikat Petani Indonesia yang tergabung dalam koalisi perjuangan hak sipil dan buruh.

"Kami sepakat untuk memperjuangkan hak sipil dan buruh," jelas dia dalam siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Selasa (12/2/2013).

Hak-hak yang akan diperjuangkan yaitu:

1. Bebas dari kemiskinan melalui pelaksanaan jaminan kesehatan seluruh rakyat pada 1 Januari 2014, jaminan pensiun wajib untuk buruh, dan penghapus outsourcing, upah layak sesuai 84 item komponen hidup layak serta penangguhan upah minimum.

2. Bebas berserikat dan berpendapat, menolak kekerasan dan kriminalisasi oleh sekelompok orang yang dibayar terhadap buruh, petani, perempuan,dan rakyat dan telah terjadi pembiar kekerasan oleh aparat penegak hukum dan negara.
3. Bebas dari rasa takut, pemerintah harus lebih mengedepankan welfare approach dibandingkan security approach.

"Oleh karenanya kami menolak rancangan Undang-undang (RUU) Organisasi Masyarakat, RUU Keamanan Nasional, Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2013 dan UU Nomor 7 Tahun 2012," jelasnya.

Said menuturkan aksi demo yang dilakukan pada 19 Februari, sekitar 10 ribu orang akan menyerbu istana Presiden dan DPR pada 28 Februari 2013.

"Pada saat hari buruh 1 Mei 2013, 500 ribu orang serempak di seluruh Indonesia, dan sedang dipertimbangkan mogok nasional kembali," tuturnya. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.