Sukses

Turunkan Target Produksi Minyak, Rudi Rubiandini Minta Maaf

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini meminta maaf kepada pemerintah atas penurunan target produksi minyak 2013.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini meminta maaf kepada pemerintah atas penurunan target produksi minyak 2013.

Target produksi minyak sebesar 900 ribu barel per hari (bph) pada tahun ini tidak mungkin tercapai karena kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tengah fokus mengeksplorasi sumur migas baru untuk meningkatkan produksi migas dalam 5 -10 tahun ke depan. SKK Migas sebelumnya mengusulkan revisi target produksi minyak ke level 930 ribu bph.

"Kami akui tahun ini merupakan tahun pengeboran. Saya mohon maaf, jika produksi tahun ini tidak bisa sampai 900 ribu bph yang sudah ditargetkan pemerintah," kata Rudi di Gedung City Plaza, Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Meski pesimistis target produksi minyak bisa tercapai, SKK Migas tetap melakukan beberapa upaya untuk mencapai target tersebut. Misalnya, melakukan kegiatan pengeboran sumur pengembangan, work over dan kepastian proyek dapat direalisasikan tepat waktu.

Sementara dalam melakukan kegiatan ekplorasi yang akan mendongkrak dampak produksi 10-15 tahun ke depan, terdapat juga hambatan-hambatan antara lain masalah ijin pembebasan lahan, masalah proses pengadaan, jadwal rig, persiapan lokasi, evaluasi geologi dan geofisika.

"Untuk mengatasi kendala eksternal kami sangat butuh bantuan dari semua pihak," jelas Rudi.

Untuk membuat kontraktor migas menjadi bergairah untuk melakukan kegiatan eksplorasi, Rudi mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan insentif kegiatan eksplorasi. Misalnya, bebas bea masuk barang, pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak penghasilan (PPN).

"Insentifnya bea masuk 0%, PBB jadi Rp 28 per meter persegi, dan masih banyak lagi," ujar Rudi.

SKK Migas menargetkan laju penurunan produksi minyak pada tahun ini sebesar 0,2% dari laju penurunan alamiah yang diperkirakan akan mencapai 21%.  Sementara produksi gas dapat ditingkatkan hingga 4,2% dan jika SKK Migas tidak menahan laju penurunan produksi, produksi gas tahun ini akan turun sebesar 20%.

"Pada 2012, laju penurunan minyak hanya sanggup ditahan menjadi 47%, sementara penurunan laju gas pada 2012 sebesar 31%," jelas Rudi. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.