Sukses

'Batu Sandungan' Agus Martowardojo Sebagai Calon Gubernur BI

Pencalonan Menkeu Agus Martowardojo sebagai Gubernur BI menuai pandangan tersendiri dari banyak pihak, termasuk pengamat tentang kemampuan beliau memimpin instansi tersebut.

Pencalonan Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) menuai pandangan tersendiri dari banyak pihak, termasuk pengamat tentang kemampuan beliau memimpin instansi tersebut.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Adiningsih, menilai Menteri Keuangan Agus Martowardojo kurang cocok memimpin Gubernur BI tapi lebih tepat sebagai Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Ada beberapa hal yang mendasari penilaian, di mana Pak Agus sebagai bankir sebenarnya lebih tepat di Otoritas Jasa Keuangan daripada memimpin BI," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (25/2/2013).

Sri menuturkan, kekurangan atau hal yang bisa memberatkan Agus sebagai calon Gubernur BI:

Pertama, mengacu pada bidang yang selama ini digelutinya lebih banyak berkecimpung pada sektor perbankan.

Sementara seorang Gubernur BI harus memahami perekonomian secara makro maupun moneter.

Kalaupun Agus kemudian tetap terpilih sebagai Gubernur BI, Sri mengatakan, beliau harus memiliki bantuan dari jajaran Deputi yang memang ahli dalam bidang moneter maupun makro untuk mendukung kinerjanya.

Kedua, terkait dengan pemanggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Agus terkait kasus korupsi Hambalang.

Meski tidak menjadi tersangka, pemanggilan KPK tersebut bisa menjadi batu sandungan kredibilitas Agus Martowardojo sebagai Gubernur BI.

Padahal, menurutnya, Gubernur BI harus independen dan lepas dari berbagai kepentingan maupun hal seperti kasus korupsi dan lainnya.

"BI harus independen dan mestinya kredibilitas Gubernur tidak boleh dipertanyakan lagi sejak awal," tutur dia.

Gubernur BI dinilai menjadi simbol kebijakan ekonomi Indonesia. Selain itu, BI akan banyak melakukan kerjasama moneter di domestik maupun internasional sehingga harus memiliki kredibilitas.

Ketiga, Menkeu Agus pernah masuk dalam bursa pencalonan Gubernu BI namun kemudian ditolak DPR RI.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah mengajukan nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai kandidat Gubernur BI.

Kabar mengenai pencalonan Agus Martowardojo sebagai calon Gubernur BI disampaikan anggota DPR RI, Pramono Anung dalam akun twitternya @pramonoanung.

Dalam jejaring sosial tersebut, Pramono mengatakan, "Presiden telah mengusulkan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia."

Namun yang jelas kepastian mengenai pencalonan Agus Martowardojo kemungkinan baru bisa diketahui dalam rapat paripurna DPR yang akan berlangsung, Selasa (26/2/2013).

Sebagai informasi, masa jabatan Darmin Nasution akan habis pada 22 Mei 2013 mendatang. Tiga bulan sebelum masa jabatannya berakhir, presiden harus menyerahkan nama calon Gubernur BI yang baru untuk periode lima tahun mendatang.

Agus sendiri sebenarnya pernah dicalonkan menjadi kandidat Gubernur BI pada 2008 yang namanya diajukan Presiden SBY bersama calon lain Raden Pardede.

Namun, Agus dan Raden kala itu tak lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan DPR. Dan tahun 2008 Gubernur BI yang terpilih adalah Boediono yang hanya menjabat satu tahun dari Mei 2008-Mei 2009.

Boediono yang menggantikan Gubernur BI sebelumnya Burhanuddin Abdullah akhirmya maju bersama Presiden SBY pada Pemilihan Presiden dan kini menjadi wakil presiden RI.

Tapi setelah gagal jadi Gubernur BI, Agus dipercaya Presiden SBY menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani pada 19 Mei 2010.

Agus memiliki nama lengkap Agus Dermawan Wintarto Martowardojo. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini lahir di Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956.

Dia memulai karier di dunia perbankan setelah lulus sarjana ekonomi Universitas Indonesia pada 1984. Agus memulai pekerjaannya di Bank Niaga. Kemudian berlanjut ke Bank Bumiputera dan Bank Ekspor Impor Indonesia sebagai direktur utama. Sebelum ke Bank Permata dan Mandiri, Agus juga sempat bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.