Sukses

RI Gandeng Emirat Arab dan Rusia Bangun Kereta Api US$ 5 Miliar

Pemerintah menggandeng Uni Emirat Arab dan Rusia untuk membangun sarana transportasi kereta api (KA) Logistik di kawasan industri tersebut.

Pemerintah menggandeng Uni Emirat Arab dan Rusia untuk membangun sarana transportasi kereta api (KA) Logistik di kawasan industri tersebut.
 
"Total investasinya sekitar US$ 5 miliar, tapi sudah terintegrasi antara kereta api, coal terminal,  power plant dan smelter. Dananya berasal dari Uni Emirat Arab," ujar Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak situs resmi Kementerian Perhubungan, Selasa (26/2/2013).
 
Dia  menambahkan satu proyek lagi yang akan dibangun merupakan kerja sama dengan Rusia. Rute kereta api tersebut, yakni Kutai Barat sampai Balikpapan.

“Itu lebih panjang sekitar 160 kilo meter (km). Alat transportasi kereta api tersebut khusus mengangkut batu bara, tapi dimungkinkan juga untuk mengangkut batu bara, CPO, dan hutan tanaman industri," ungkap dia.

Dia mengungkapkan, feasibility study sudah dilakukan. Langkah berikut tersisa pemancangan tiang pertama (ground breaking) oleh Presiden, yang ditargetkan pada pertengahan tahun ini.
 
Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan menyesalkan keberadaan Kalimantan yang belum memiliki sarana transportasi yang efektif.

Sebagian besar hasil sumber daya alam tersebut saat ini masih  diangkut melewati jalan raya, akibatnya jalan-jalan di Kalimantan cepat menjadi rusak.

“Untuk Kalimantan sudah waktunya kita angkut melalui kereta api," ungkapnya.
 
Menhub menambahkan hal utama angkutan kereta api adalah sebagai sarana tanspotasi hasil tambang dan perkebunan. 
 
“Kalau itu sudah melayani baru kita berpikir bagaimana penumpang. Pemerintah pusat siap, sekarang tergantung bagaimana dengan pemerintah daerahnya. Harapan saya tahun ini sudah bisa dimulai, karena untuk pembebasan tanah tidak ada masalah," tegas dia.
 
Rangkaian kereta apinya sendiri, Menhub menekankan akan menggunakan produksi dalam negeri. Produk yang dipakai merupakan buatan PT INKA.
 
Dengan berpindahnya angkutan barang ke kereta api Menhub berharap akan mengurangi beban jalan. 
 
“Kalau biasanya angkutan tersebut mencapai 20 ton, dengan berpindah ke kereta api maka yang tersisa di jalan hanya angkutan berkisar 7 ton, sedangkan kemampuang jalan di Indonesia paling tinggi sekitar 10 ton,  sehingga bisa memperpanjang umur jalan,” terang Menhub. (Yas/Nur)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini