Sukses

Penyebab Produksi Minyak RI Tak Kunjung Capai Target

Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku mengalami beberapa kendala dalam proses kegiatan produksi minyak dan gas (migas) di lapangan.

Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengaku mengalami beberapa kendala dalam proses kegiatan produksi minyak dan gas (migas) di lapangan.

Kepala Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan hambatan non teknis terkadang menghambat sejumlah proses produksi migas, antara lain adalah tumpang tindih lahan, keamanan, sampai faktor lingkungan masyarakat.

"Hampir 33% proyek migas itu masalahnya non teknis. Masalahnya langsung di sekitar proyek seperti tumpang tindih lahan, masalah izin masyarakat dan lain sebagainya," kata Elan saat menghadri silaturahmi dengan Kepala Bagian Humas SKK Migas, di Penang Bistro Restoran, Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Elan menjelaskan cuaca buruk merupakan salah satu kendala dalam memproduksi migas, seperti pada Januari lalu ada beberapa sumur migas yang mengalami banjir karena curah hujan yang tinggi.

"Hambatan utama adalah cuaca, banyak banjir seperi di musi Rawas, Sumatera Selatan, banyak kegiatan terganggu hujan," jelas Elan.

Cuaca buruk juga menghambat pengiriman peralatan operasi pengeboran, karena pengiriman peralatan operasi pengeboran tersebut tehambat karena cuaca yang mengakibatkan gelombang tinggi, maka proses produksi migas tertunda hingga cuaca membaik

"Kami bangun 2 buah rig yang prestisus, kebetulan dibuat dibatam hasil putera-puteri Indonesia, dan sudah selesai akhir Januari. Kami mau kirim dari Surabaya Ke Cepu tapi karena gelombang gede kita tunda," tutur Elan.

Selain cuaca buruk, masalah perizinan lahan juga menjadi kendala proses produksi migas, perizinan lahan akan menghambat perusahaan yang menjadi operator mengembangkan blok migas.

"Selain itu perizinan lahan," tegas Elan.

Kendala berikutnya adalah proses pengadaan rig yang terlalu prosedural, menurut Elan banyak perizinan yang harus dilalui oleh karena itu ada beberapa perusahaan yang ingin melakukan operasi tertunda karena masalah perizinan yang terlalu berbelit-belit.

"Banyak perizinan yang berbagai macam. Banyak perusahaan yang mau masuk karena kelamaan ke negara lain dulu," jelas Elan.

Meski mengalami banyak hambatan, Elan mengaku akan terus bekerja keras dan menjadi cambuk dalam mengoptimalkan realisasi sejumlah proyek di sektor migas.

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini sebelumnya memastikan target produksi minyak tahun ini sebesar 900 ribu barel per hari (bph) tidak mungkin tercapai. SKK Migas sebelumnya mengusulkan revisi target produksi minyak ke level 830 ribu bph.

"Kami akui tahun ini merupakan tahun pengeboran. Saya mohon maaf, jika produksi tahun ini tidak bisa sampai 900 ribu bph yang sudah ditargetkan pemerintah," kata Rudi beberapa waktu lalu. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini