Sukses

Gejolak Harga Pangan Picu Tingkat Kemiskinan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana mengaku fluktuasi harga pangan berpengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana mengaku fluktuasi harga pangan berpengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Pihaknya berharap kenaikan harga makanan dapat semakin mereda pada Maret-April 2013 sehingga laju inflasi bisa lebih rendah.

"Inflasi cukup tinggi kan karena volatilitas pangan, nah dampaknya sangat besar terhadap kemiskinan. Kami harapkan kondisi ini tidak berlanjut," ungkap dia di Jakarta, Senin (4/3/2013).

Pasalnya, lanjut Armida, Kementerian yang dipimpinannya mempunyai target untuk menurunkan angka kemiskinan, kesenjangan di mana stabilitas ekonomi makro dan harga menjadi faktor krusial untuk mencapai target inflasi 4,9% pada tahun ini.

Dia memprediksi penurunan inflasi dapat terjadi pada Maret-April 2013 yang telah memasuki masa panen sehingga harga pangan berpeluang membaik.

"Biasanya inflasi bakal rendah di dua bulan itu, lalu masuk lagi ke tahapan volatile saat bulan Puasa dan Lebaran serta jadwal anak kembali ke sekolah itu sekitar Juli-Agustus. Inilah yang menjadi tantangan pemerintah," jelasnya.

Oleh sebab itu, Armida menerangkan pemerintah harus segera mengidentifikasi dan menindaklanjuti untuk menurunkan angka inflasi di bulan-bulan mendatang terkait dengan gejolak harga pangan di tanah air.

"Kalau volatilitas pangan intinya ada di pasokan dan permintaan, kelancaran antara pasokan dan permintaan. Juga siklus ketersediaan pasokan dari produksi dalam negeri. Ketersediaan itu yang harus dijaga supaya tidak ada lonjakan harga," paparnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya menargetkan penurunan angka kemiskinan nasional hingga 4% pada 2025. Program pengentasan kemiskinan ini akan diiringi dengan membuka 700 ribu-1 juta lapangan kerja baru sepanjang 2013.

Dengan diciptakan lapangan kerja baru diharapkan jumlah penduduk miskin RI bisa turun 11,5%. "Sampai dengan September 2012, penduduk miskin yang tercatat sudah berkurang 11,6%. Dan terus turun 11,5% di 2013," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin hingga September 2012 turun menjadi 28,59 juta orang, dari 29,13 juta orang pada Maret 2012. Dengan demikian, jumlah masyarakat miskin menurun 540 ribu orang atau 0,3%. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.