Sukses

25 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes (Bagian 1)

Indonesia terus mencatat pertumbuhan kelas menengah yang signifikan. Seiring hal tersebut ikut mendongkrak peningkatan kekayaan beberapa pengusaha asal negeri ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar 6,23%. Meski angka ini masih di bawah target pemerintah dalam APBN-P 2012, yaitu sebesar 6,5%, namun Indonesia masih meraih pertumbuhan cukup baik dibandingkan negara lain.

Hal tersebut juga mendorong pertumbuhan kelas menengah yang signifikan di Indonesia. Seiring hal tersebut ikut mendongkrak peningkatan kekayaan beberapa pengusaha asal negeri ini.

Pada Maret ini, Forbes kembali melansir orang terkaya di Indonesia. Posisi pertama dan kedua masih ditempati keluarga Hartono. Keluarga ini juga masih dalam urutan ke-131 dan 138 di dunia.

Kedua bersaudara ini telah membangun kekayaan mereka pada berbagai kepentingan bisnis. Sebagian besar kekayaan mereka berasal dari Bank Central Asia, bank swasta terbesar di Indonesia.

Kemudian warisan perusahaan rokok Djarum. Bisnis lain di sektor perkebunan kelapa sawit, kepemilikan pada Grand Indonesia, pusat perbelanjaan mewah di tengah kota Jakarta.

Selain keduanya, siapa lagi yang masuk jajaran orang terkaya di Indonesia seperti dilansir Forbes tersebut, Selasa (5/3/2013).

Berikut 25 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan dan sumbernya:

1. R Budi Hartono

Nilai kekayaan: US$ 8,5 miliar
Sumber: perbankan, rokok

2. Michael Hartono

Nilai kekayaan : US$ 8,2 miliar
Sumber : perbankan, rokok

Budi Hartono dan saudaranya Michael memiliki kontrol pada salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, yakni Bank Central Asia. Selain bank, keluarga ini juga telah menunjukkan minat dalam industri teknologi informasi di Indonesia.

Sebutlah, Kaskus, Ventures global Prima Digital, kemudian situs belanja internet, Blibli.com dan MerahPutih.com.

3.Sri Pakash Lohia

Nilai kekayaan : US$ 3,4 miliar
Sumber: poliester

Perusahaan Sri Prakash Lohia, Indorama Ventures, menjadi pemasok terbesar resin polyethylene terephthalate (PET) di dunia.

Pada Februari 2012, Indorama membeli divisi bahan kimia perusahaan AS, Old World Industries Inc. Indorama juga memiliki unit usaha di Nigeria yang sangat menguntungkan.

4. Chairul Tanjung

Nilai kekayaan : US$ 3,4 miliar
Sumber: beragam

Keberuntungan Chairul Tanjung berasal dari industri media melalui konglomerasinya, CT Corporation.

Trans Corp memiliki media, seperti Detik.com dan Trans TV. Dia juga mengontrol usaha ritel, Carrefour Indonesia dan sejumlah merek mewah seperti Giorgio Armani, Jimmy Choo, dan Valentino.

5. Sukanto Tanoto 

Nilai kekayaan : US$ 2,8 miliar
Sumber: beragam

Pada usia 17 Sukanto Tanoto mulai bekerja dalam bisnis keluarga, menjual suku cadang untuk perusahaan minyak dan gas.

Sebagai anak tertua di keluarganya ia mengambil alih bisnis dan kemudian memperluas untuk membangun jaringan pipa gas untuk perusahaan multinasional, terutama bisnis menguntungkan selama krisis minyak 1972.

Pemilik Royal Golden Eagle (RGE) ini memiliki perusahaan kelapa sawit Asian Agri. Kemudian pabrik pembuat kertas Asia Pacific Resources International Ltd, dan lainnya. 

6. Peter Sondakh  

Nilai kekayaan : US$ 2,5 miliar
Sumber : investasi

Peter Sondakh sukses melalui Rajawali Group. Usahanya bergerakdi bidang pertambangan, perkebunan, hotel dan jasa transportasi. Pada November 2012, grupm usahanya menggelontorkan US$ 50 juta untuk meningkatkan sahamnya di Indo Mines, sebuah perusahaan yang diperdagangkan di Australia dan memasok besi  konsentrat ke Asia.

Kelompok ini juga memiliki saham di konsorsium kereta api Bukit Asam Transpacific. Selain itu, adapula saham di perusahaan taksi Express.

7. Martua Sitorus 

Nilai kekayaan : US$ 2 miliar
Sumber: minyak sawit mentah (CPO)

Martua Sitorus merupakan salah satu pendiri dan CEO Wilmar International, perusahaan perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia dan produsen gula terbesar kedelapan.

Kelompok usahanya mendapat hampir setengah pendapatan dari China melalui perusahaan Jin Long Yu, atau Golden Fish Naga.

Dia menjadi pendiri Wilmar bersama Kuok Khoon Hong, keponakan dari orang terkaya Malaysia, Robert Kuok. Sitorus dan Kuok Khoon Hong juga memiliki gedung pencakar langit London Aviva Tower. 

8. Tahir

Nilai kekayaan : US$ 2 miliar
Sumber : beragam

Tahir, memulai usahanya di Bank Mayapada. Selain bank, sebagian besar kekayaannya juga dari kepemilikan real estat.

Dia memiliki beberapa bangunan di Jakarta, hotel di Bali dan Batam, dan sebuah menara baru di Singapura. 

 9. Low Tuck Kwong

Nilai kekayaan : US$ 1,7 miliar
Sumber : Batu bara

Kekayaan bersih Low Tuck Kwong turun $ 1,9 miliar pada tahun lalu karena harga batu bara jatuh ikut mempengaruhi saham di perusahaan tambang batubara miliknya, Bayan Resources.

Lahir di Singapura, Low bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di usia 20-an dan pindah ke Indonesia tahun 1972.

10. Theodore Rachmart

Nilai kekayaan : US$ 1,7 miliar
Sumber : batu bara

Theodore Rachmat merupakan pemilik usaha CPO, Triputra Agro Persada, bersama miliarder lainnya, Benny Subianto. Perusahaan ini diketahui berencana meningkatkan luas sekitar dua-pertiga dari yang ada saat ini pada 2015.

Theodore juga berinvestasi di perusahaan batu bara Adaro Energy. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini