Sukses

Dahlan Tak Percaya Karyawan BRI Terlibat Penggelapan Emas

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku telah menerima laporan dari manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkait kasus dugaan penggelapan emas seberat 51 kg senilai Rp 30 miliar yang dilakukan karyawannya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku telah menerima laporan dari manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkait kasus dugaan penggelapan emas seberat 51 kilogram (kg) senilai Rp 30 miliar yang dilakukan karyawannya. 
 
"Saya sudah dapat laporan dari BRI dan sekarang prosesnya masih diselidiki kepolisian. Jadi polisi yang bisa menetapkan tersangkanya," ujar dia, Senin (11/3/2013). 
 
Dahlan menyebut, tiga indikasi terjadinya penggelapan berasal dari pihak internal BRI, nasabah yang nakal atau justru ada kerja sama antara karyawan dan nasabah. 
 
"Ada kemungkinan bisa saja orang BRI yang menggelapkan atau nasabahnya yang main-main. Tapi bisa juga ada kerja sama," tutur dia. 
 
Kendati demikian, dia meyakini bila karyawan BRI tidak terlibat dalam kasus tersebut. "Saya tidak begitu percaya kalau orang BRI yang melakukannya. Bisa saja nasabahnya yang nakal," tegas Dahlan. 
 
Seperti diketahui, manajemen perbankan pelat merah mengaku adanya kasus dugaan penggelapan investasi emas logam mulia yang melibatkan tiga orang pegawainya.

Bahkan, hingga saat ini ketiga tersangka tersebut masih berstatus pegawai BRI. 
 
"Yang bersangkutan saat ini masih sebagai pekerja BRI," ujar Corporate Secretary BRI, Muhammad Ali beberapa waktu lalu. 
 
Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menetapkan tersangka terhadap tiga pegawai Kantor Wilayah Bank Rakyat Indonesia Jakarta Selatan.

Ketiganya terlibat dugaan penggelapan investasi emas logam mulia seberat 51 kg senilai Rp 30 miliar.
 
"Pelakunya diduga pegawai BRI sendiri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Toni Harmanto.
 
Ia menyebutkan ketiga tersangka itu adalah AM yang menjalani penahanan, sedangkan dua orang lainnya HAS dan RA menderita sakit sehingga dirawat di salah satu rumah sakit. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini