Sukses

Dagangan Selalu Tersisa, Penjual Daging Berharap Impor Dibuka

Pedagang daging sapi meminta pemerintah untuk membuka kran impor yang dianggap telah menyebabkan harga melonjak tinggi.

Pedagang daging sapi meminta pemerintah untuk membuka kran impor daging sapi. Pembatasan impor dianggap telah menyebabkan harga melonjak tinggi sehingga masyarakat tidak mampu membeli sumber protein hewani tersebut.

"Tolong pemerintah jangan dikurangin impor, daging lokal naik terus, masyarakat jadi nggak beli daging kasian masyarakat," kata Seorang pedagang daging sapi Uci saat berbincang dengan Liputan6.com di pasar Kramat Jati Jakarta, Selasa (12/3/2013).

Uci mengaku, kenaikan harga daging sapi beberapa waktu lalu membuat penjualannya mengalami penurunan. Sebelum harga daging sapi melonjak hingga Rp 90 ribu per kilogram (Kg), para penjual daging biasanya bisa menjual sebanyak 50 kuintal.

Namun lonjakan harga daging yang terjadi beberapa waktu lalu membuat para pedagang selalu mendapati sisa dagangan. "Pasokan 50 kuintal, tapi masih sisa. kalau pas hari libur (biasanya) daging habis jika harga masih normal," ungkap Uci.

Dia menambahkan, saat ini harga daging sapi masih dibandrol Rp 90 ribu per Kg. Daging sapi yang dijualnya berasal dari sapi lokal di Rumah Pemotongan Hewan Tapos, Jawa Barat dan Cilangkap Jakarta.

"Sekarang normalnya Rp 90 ribu. Selama ini stabil setelah harga naik yang kemarin, sekarang impor lagi sulit soalnya kuota dikurangi. Kami pakai daging lokal," (Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini