Sukses

3 Kali Jadi Calon, Perry Warjiyo Akhirnya Jadi Deputi Gubernur BI

Komisi XI DPR akhirnya menetapkan Perry Warjiyo sebagai deputi gubernur BI yang baru menggantikan posisi yang ditinggalkan pendahulunya Budi Mulya.

Komisi XI DPR akhirnya secatra aklamasi memilih Perry Warjiyo sebagai deputi gubernur BI yang baru menggantikan posisi yang ditinggalkan pendahulunya Budi Mulya. Perjuangan Perry termasuk panjang mengingat dirinya sudah  dua kali dicalonkan sebagai anggota dewan gubernur bank sentral di tanah air itu.

"Hasilnya bagus, tidak mudah membuat keputusan aklamasi itu, karena dilihat Perry sudah kompeten di bidang moneter dan sisi senioritasnya lebih dari Hendar," kata Anggota Komsi XI DPR, Maruarar Sirait, di Jakarta, Kamis, (14/3/2013).

Maruarar mengatakan, Perry diharapkan bisa memperbaiki  hubungan baik BI dengan otoritas jasa keuangan serta menjaga makro prudential agar terus bisa memperbaiki. "Transisi OJK dan BI harus dijalankan, soal resiprokal atau kesetaraan harus diperkuat dominasi lokal," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis mengatakan, Perry Warjiyo terpilih secara aklamasi oleh seluruh fraks di DPR. Namun, komisi keuangan tersebut memberikan 9 poin catatan pada penetapannya kali ini.

Untuk diketahui, Perry Warjiyo setidaknya sudah tiga kali dicalonkan sebagai deputi gubernur BI. Usulan pertama datang ketika dirinya diusulkan pemerintah untuk menjadi salah satu calon pengganti Hartadi A Sarwono pada 2008.

Nama Perry kembali masuk menjadi calon deputi gubernur BI ketika pemerintah memasukan daftar nama pengganti Siti Ch Fadjrijah. Pencalonan ini terjadi pada 2010 lalu.

Pada 2012, lagi-lagi nama Perry kembali masuk daftar usulan presiden.  Ketika itu DPR meminta pemerintah menyerahkan nama-nama calon pengganti deputi gubernur BI bidang sistem pembayaran yang dijabat Budi Rochadi.

Dalam proses fit and proper test siang tadi, Perry memaparkan visi misinya jika menjabat deputi gubernur BI dalam enam poin utama. Perry bahkan yakin dirinya bisa menurunkan laju inflasi di bawah 3,5% serta bunga pinjaman perbankan.

Keenam visi misi yang ditawarkan Perry tersebut adalah:

1. Memperkuat kebijakan pengendalian inflasi dan suku bunga agar tetap rendah.

Hal ini dinilai penting untuk mendorong ketahanan ekonomi nasional. Penentuan kebijakan suku bunga harus dipastikan agar inflasi sesuai dengan sasaran. "Efisiensi perbankan mesti dipertahankan agar suku bunga kredit bisa turun ke single digit dalam jangka panjang," tuturnya.

2. Menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah dan valas.

Menurut Perry, pihaknya bakal melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya, melakukan intervensi di pasar valas, pemberian Suku Bunga Negara (SBN) di pasar sekunder, serta memperdalam pasar valas domestik.

3. Merumuskan kebijakan makro prudential, mencakup pengendalian kredit, penguatan akses keuangan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diintegrasikan dengan kebijakan moneter sehingga mendukung ekonomi Indonesia.

4. Memperkuat peran BI untuk mendorong sektor riil, UMKM maupun ekonomi daerah.

"Ini sudah kami lakukan dengan mendorong PSBI, cluster, dan ekonomi daerah," ucap dia.

5. Memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan OJK.

Perry mengakui, semua permasalahan berkaitan dengan sistem keuangan tidak bisa diselesaikan oleh BI saja, namun perlu peran serta dengan pemerintah pusat dan daerah.

6. Memperkuat organisasi dan SDM, mengingat peralihan fungsi pengawasan dari BI ke OJK membawa perubahan mendasar dalam organisasi dan SDM di internal BI. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini