Sukses

Harga Minyak Dunia Naik Tipis

Harga minyak dunia meningkat tipis karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), kabar offsetting kecukupan pasokan minyak mentah dan kekhawatiran tentang ekonomi zona euro.

Harga minyak dunia meningkat tipis karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS), kabar offsetting kecukupan pasokan minyak mentah dan kekhawatiran tentang ekonomi  zona euro.

Data penganguran mingguan AS turun  lebih besar dari 10 ribu menjadi 332 ribu yang mempertahankan harapan  atas pasar tenaga kerja AS.

Harga benchmark minyak untuk pengiriman April naik 51 sen menjadi US$ 93,03 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara minyak mentah Brent, naik 90 sen menjadi US$ 109,42 per barel di bursa ICE Futures di London, seperti dilansir Washington Post, Jumat (15/3/2013).

Keuntungan di pasar bursa juga mendukung harga minyak mentah dunia. Selain itu, pelemahan nilai tukar dolar AS ikut memberikan pengaruh.

Transaksi minyak mentah menggunakan dolar AS, sehingga ketika nilai mata uang turun, harga minyak umumnya menjadi lebih mahal.

Harga minyak awalnya tergelincir di awal sesi karena para investor fokus pada prospek pertumbuhan permintaan di Amerika Serikat dan China, sehingga mengurangi kekhawatiran pasokan, seperti mengutip Reuters.

Badan Energi Internasional dan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menurunkan pertumbuhan permintaan minyak dunia pekan ini.

EIA menurunkan prediksi permintaan minyak dunia pada tahun ini sebesar 40 ribu barel per hari menjadi 1,01 juta barel per hari.

Selain itu, komentar Bank Sentral China terkait upaya menstabilkan inflasi memunculkan kekhawatiran turunnya kebijakan pro pertumbuhan sebelum ekspansi ekonomi membaik secara  penuh.

Pernyataan ini juga menekan sebagian besar pasar di Asia.

Sementara produksi OPEC diperkirakan akan lebih tinggi karena Arab Saudi menambah pasokan dalam beberapa bulan mendatang. Arab Saudi berharap untuk meningkatkan produksi minyak pada kuartal kedua ini.

Saudi telah memotong produksinya dalam dua bulan terakhir di 2012 karena pelemahan permintaan Asia dan kebutuhan dalam negeri yang lebih rendah pada pembangkit listrik, dan beberapa faktor lainnya. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.