Sukses

Gagal Urus Bawang, Mentan Layak Diganti

Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini menilai Menteri Pertanian Suswono layak untuk diganti karena telah gagal menjaga ketersediaan bawang putih dan bawang merah di pasaran.

Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny Kusbini menilai Menteri Pertanian Suswono layak untuk diganti karena telah gagal menjaga ketersediaan bawang putih dan bawang merah di pasaran. Hal tersebut telah membuat harga dua komoditas tersebut meroket dan mencekik masyarakat.

"Saya nilai Mentan telah gagal memimpin Kementerian Pertanian. Lihat kasus sapi, bawang merah, putih, kedelai, semua bermasalah. Harusnya diminta mundur sebagai pertanggungjawaban," ungkap Benny dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jumat (15/3/2013).

Benny menuturkan melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih adalah kesalahan Kementerian Pertanian yang dinilai berlarut-larut mengeluarkan Rekomendasi Produk Impor Hortikultura (RIPH).

"Tujuan RIPH itu untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga. Ini malah sebaliknya. Akibat keterlambatan di Kementerian Pertanian akhirnya begini," ujar dia.

Benny menjelaskan sesuai pasal 13 ayat 1 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60 Tahun 2012 disebutkan maksimal satu minggu sejak permohonan impor diajukan, Menteri Pertanian harus sudah dapat mengeluarkan izin impor.

"Rata-rata importir telah mengajukan pada 25 Januari, tapi izinnya baru dikeluarkan pada awal Maret. Itu artinya Kementerian Pertanian telah melanggar aturannya sendiri," tutur dia.

Keterlambatan tersebut disebabkan  masih adanya intervensi dari luar dan tarik ulur kepentingan terkait  alokasi impor bawang. "Sebaiknya segera berikan izin impor sebanyak-banyaknya sehingga harga turun," katanya.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menuturkan kelangkaan dan tingginya harga bawang murni kesalahan pemerintah.  Seharusnya pemerintah memastikan kesiapan pasokan bawang di dalam negeri sebelum  melarang impor komoditas tersebut.

"Ini impor dilarang, sementara produk lokalnya juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik," papar dia.

Tulus meminta pemerintah segera mengambil langkah-langkah tertentu untuk menekan lonjakan harga bawang.

"Ini disinyalir ada kartel bawang merah dan bawang putih, pemerintah jangan diam saja. Kartel ini harus dibongkar. Presiden SBY segera tugaskan menterinya. kalau tidak berhasil, menterinya langsung diganti," tutur Tulus

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya mengaku mengikuti perkembangan kenaikan harga dari komoditas bawang merah, bawang putih, dan daging sapi. Melihat pada pandangan yang muncul di masyarakat, SBY menyesalkan belum adanya langkah-langkah yang dilakukan oleh jajaran terkait di pemerintahan.

"Saya belum melihat adanya langkah-langkah yang lebih serius dan nyata, dan masalah itu (sebenarnya-red) bisa diatasi oleh jajaran pemerintah terkait," sesal SBY saat membuka sidang kabinet terbatas bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Yang lebih mengecewakan lagi, lanjut SBY, dia melihat adanya sikap saling menyalahkan antara satu kementerian dengan kementerian lain. "Ini buruk. Yang benar adalah segera atasi masalah, duduk bersama gubernur, bupati, wali kota, dan stabilkan harga," tegasnya.

SBY mencontohkan saat terjadinya krisis harga pangan dan BBM pada 2008 silam. Dia turun langsung memimpin pemulihan tanpa kenal waktu. Sementara sekarang SBY tak melihat adanya upaya yang serius.

"Ini tidak boleh begini, kalau tingkatannya hanya seperti ini, hanya tiga komoditas yang mengalami kenaikan tidak wajar, selesaikan, jangan tidur kalau perlu," jelas SBY.

Ditegaskan SBY, rakyat memerlukan kepastian dan solusi dari pemerintah, khususnya lembaga terkait. "Saya malah mendengarnya lewat talkshow dan seminar, bukan itu. Tapi kerja nyata," tegasnya lagi. (Ndw/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.