Sukses

Komisaris BRI Khawatir Penipuan Emas Ancam Reputasi Perusahaan

Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Adhyaksa Dault, mendorong aparat kepolisian untuk terus memeriksa dan mengungkap kasus penggelapan investasi emas yang terjadi di bank pelat merah ini.

Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Adhyaksa Dault, mendorong aparat kepolisian untuk terus memeriksa dan mengungkap kasus penggelapan logam mulia (emas) yang terjadi di bank pelat merah ini.

"Saya minta polisi terus memeriksa dan mengungkapkan kasus itu. Beberapa pejabat BRI kan memang sudah ditahan sebagai tersangka," kata Adhyaksa seperti dikutip dari laman Antara, Senin (18/4/2013).

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) ini diketahui menjabat komisaris independen dari bank pemerintah tersebut.

Adhyaksa mengatakan, kasus dugaan penipuan investasi emas merupakan persoalan serius bagi BRI. Dirinya menganggap hal itu jelas-jelas mengancam reputasi puluhan tahun bank pemerintah yang memperoleh laba terbesar Rp18,5 triliun pada 2012.

Sebelumnya, manajemen BRI mencium adanya indikasi penipuan dari pihak di luar perseroan dalam dugaan penggelapan investasi emas logam mulia seberat 51 kilogram senilai Rp 30 miliar. Perseroan memutuskan melaporkan dugaan tersebut ke pihak berwajib.

Corporate Secretary BRI, Muhammad Ali, mengatakan penyelesaian permasalahan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik ketentuan internal maupun eksternal.

"Dapat kami sampaikan pula bahwa mengingat adanya indikasi penipuan oleh pihak di luar perseroan, maka Perseroan saat ini telah melakukan langkah hukum dengan melaporkan permasalahan ini kepada pihak yang berwajib," jelas Muhamad Ali dalam keterbukaan informasi perseroan ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (7/3/2013).

Ali menjelaskan BRI telah melaporkan kasus tersebut pada 5 Desember 2012 ke Bareskrim Mabes Polri dengan tanda bukti lapor Nomor TBL/499/XII/2012/BARESKRIM perkara penipuan dan penggelapan.

"Perkembangannya hal ini penangannya diterukan ke Reskrimum Polda Metrojaya," ungkap dia saat dikonfirmasi Liputan6.com. (Ant/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini