Sukses

70% Saham Dyandra Diborong Investor Asing

Chief Operating Officer (COO) DMI, Danny Budiharto mengungkapkan investor institusi asal Hongkong dan Singapura tercatat menyerap paling banyak saham Dyandra Media International Tbk

Setelah menggelar roadshow ke tiga negara, yakni Hongkong, Singapura dan Kuala Lumpur, sebagian besar saham perdana PT Dyandra Media International Tbk diminati investor asing. Dilaporkan lebih dari 70% pembeli saham perusahaan event organizer ini berasal dari luar negeri. 

Chief Operating Officer (COO) DMI, Danny Budiharto, kalangan institusi asal Hongkong dan Singapura tercatat menyerap paling banyak saham DMI.

"Antusias investor asing terhadap penawaran saham kami sangat besar dan pada masa bookbuilding sebanyak 70% saham DMI sudah dibeli investor asing. Profesi investor sebagai fund manager, hedge fund dan lainnya," tuturnya di Jakarta, Selasa (18/3/2013).

Sedangkan sisanya, lanjut dia terserap oleh investor retail, termasuk karyawan perseroan yang memiliki masa kerja cukup lama dan berprestasi.

"Dari porsi investor retail 15-20%, sekitar 30% merupakan investor lokal atau domestik, dan 70% lagi oleh asing," tukasnya.

Pada masa penawaran umum terakhir hari ini, Danny memperkirakan akan terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari tujuh kali. Posisi ini diharapkan membuat investor bakal mendapat keuntungan yang lebih tinggi.

"Belum juga outlet ditutup, saham sudah 100% habis. Dan masa bookbuiding kemarin baru 98%," urainya.

Danny menjelaskan, perseroan sengaja menawarkan saham di harga tengah Rp 350 per lembar dari target sebelumnya di kisaran Rp 315-415 setiap lembar. Langkah ini dilakukan untuk memberi ruang lebih banyak kepada investor yang ingin memiliki saham DMI.

"Sebenarnya kami dapat dengan mudah membanderol sahamnya di patokan harga tertinggi Rp 415 per lembar. Dan itupun pihaknya memprediksi tetap akan mengalami over subscribed 3-4 kali," jelas dia.

Rencana Bisnis

Pada bagian lain, Danny mengatakan perusahaan berencana meresmikan 4 hotel berbintang dan bujet yang bakal memiliki total kamar sebanyak 1.500 unit. Keempat hotel itu diantaranya Santika Cikarang, Santika Kelapa Gading, Amaris Pancoran.

Dyandra mencatat, hingga akhir tahun ini, perusahaan memiliki 11 hotel. Tahun depan diharapkan jumlah hotel yang dimiliki mencapai 21 unit dengan 3.000 unit kamar.

Pembangunan hotel bintang tiga (Santika), menurut Danny, memerlukan lahan seluas 3.000-5.000 meter persegi. Sedangkan hotel bujet (Amaris) hanya sekitar 1.000 meter persegi. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk Amaris rata-rata Rp 400 juta per kamar, dan Rp 600 juta bagi hotel Santika.

Sementara tarif per kamar, perseroan mematok harga Rp 400-500 ribu per malam untuk hotel bujet, serta di atas Rp 500 ribu untuk tarif hotel Santika. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.