Sukses

Perang Komentar Antara Bos Air Asia dan Lion Air

Persaingan antar maskapai murah Air Asia Malaysia dan grup Lion yang sama-sama membeli banyak pesawat dari Airbus nampaknya sudah dimulai.

Air Asia yang merupakan maskapai penerbangan asal Malaysia sudah terlebih dahulu masuk ke pasar Indonesia. Kini maskapai nasional Lion Air melalui anak usahanya Malindo Air mulai Jumat kemarin (22/3/2013) juga resmi terbang di langit Malaysia. Persaingan antar maskapai murah yang sama-sama membeli banyak pesawat dari Airbus ini nampaknya sudah dimulai.

Berita online di Malaysia TheStar seperti dikutip Sabtu (23/3/2013) mewawancarai bos Air Asia, Tony Fernandes yang mulai mempertanyakan rencana pertumbuhan rivalnya Lion Air. terlebih setelah maskapai penerbangan nasional itu membeli Airbus senilai US$ 24 miliar. Air Asia sendiri yang meruipakan pembeli besar Airbus juga berjanji untuk tetap menjaga hubungannya dangan jetmaker asal Eropa tersebut.

The Star menulis sebagai kompetitor yang memiliki pendanaan yang kuat di Asia Tenggara, pemilik Lion Air Rusdi Kirana dituntut untuk terus menargetkan pertumbuhan tajam di pasar domestik Malaysia yang notabene sebagai basis Air Asia.

Dalam penataan loyalitas industri, Lion Air yang berbasis di Indonesia ini dinilai sedikit melonggarkan hubungan dengan Boeing pekan ini demi mendapatkan 234 pesawat Airbus, yang mana Airbus juga sebagai pemasok utama Air Asia.

Ketika ditanya apakah ia kecewa terhadap kesepakatan antara Airbus dengan kompetitor terdekatnya itu, Fernandes mengatakan, "Mengapa saya harus kecewa? saya pikir Lion mungkin tidak bisa merebut pasar kita (Air asia). Kita akan fokus pada diri kita sendiri," ungkapnya seperti yang dikutip situs berita Malaysia dari The Star, Sabtu (23/3/2013).

Rusdi Kirana yang juga diwawancarai hanya sedikit memprotes komentar yang dilontarkan bos Air Asia tersebut."Apakah dia Malaikat?Apakah dia tau tentang masa depan?," ungkap Rusdi saat ditanya tentang komentar Fernandes itu.

Seperti diketahui, mulai Jumat kemarin (22/3/2013) Lion Air melalui anak perusahaannya Malindo Air di Malaysia telah melakukan penerbangan pertamanya di negeri jiran dengan rute ke Kinabalu pada pukul 06.50 pagi tadi.

Rusdi menambahkan bahwa dirinya menargetkan untuk dapat mengoperasikan 100 pesawat Boeing dalam waktu 10 tahun ke depan.

Peta persaingan industri penerbangan di Asia Tenggara menurut the Star, seakan perlu untuk disusun kembali setelah Lion Air mengumumkan pembelian Airbus nya di Paris, pada hari Senin 18 Maret 2013. Saat ini, Air Asia telah memiliki 100 Airbus 320 yang juga dipesan di Prancis tersebut.

Malindo Airways merupakan perusahaan patungan antara National Aerospace & Defence Industries (NADI) Malaysia bersama Lion Air. Dengan kepemilikan saham 49% untuk Lion Air dan 51 untuk NADI.

Saat ini, Malindo telah memiliki dua pesawat Boeing 737-900ER terbaru yang menjadi bagian pemesanan Lion Air kepada produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) tersebut pada 2011 lalu.

Malindo menjadi bagian anak usaha Lion Air, selain Wings Air dan Batik Air. Lion Air sendiri menguasai 45% seluruh pangsa pasar penerbangan di Indonesia.

Sementara NADI Group, perusahaan asal Malaysia telah memiliki perusahaan antara lain Airod, Airod Techno Power, Aerospace Technology System Corp dan SME Aerospace yang merupakan perusahaan jasa pemeliharaan pesawat, perbaikan dan produksi mesin, dan spare part pesawat. (Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.