Sukses

Soal Minyak, Pemerintah Harus Pakai Data Realistis Bukan Politis

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta pemerintah untuk melihat angka realisasi produksi minyak nasional dalam menentukan target lifting minyak pada tahun ini.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta pemerintah untuk melihat angka realisasi produksi minyak nasional dalam menentukan target lifting minyak pada tahun ini.

Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan, berdasarkan akumulasi semua produksi lapangan migas di Indonesia, pada tahun ini produksi minyak nasional hanya mencapai 830 ribu barel per hari (bph) sementara pemerintah mematok produksi 900 ribu bph.

Karena kondisi demikian, Rudi meminta pemerintah menggunakan data produksi yang realistis, bukan menggunakan data politis.

"Tahun ini 830 ribu tercapai, pemerintah apabila Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) nya ingin tidak diganggu pakailah data yang realistis," kata Rudi, Senin (25/3/2013).

Menurut dia, saat ini pemerintah juga sedang mempertimbangkan masalah produksi minyak tersebut, yang diperkirakan akan terjadi penurunan target produksi minyak pada 2013 mencapai 840 ribu juta bph.

"Dalam APBN-P kira-kira Kementerian Keuangan memakai data tengah yaitu 840 ribu bph," ungkap Rudi.

Dia menambahkan, tahun ini ada banyak kendala maupun peluang yang harus dimanfaatkan terkait produksi minyak.

Tantangan tersebut seperti zero decline, yang ditetapkan karena pada 15 hingga 20 tahun belakangan ini terjadi surplus produksi. Pada 2012, decline yang terjadi mencapai 6%.

"Pada 2012 minyak 92% dari target, gas 91%, BOE 91%. Kenapa nggak pernah tercapai mungkin targetnya salah," pungkas dia. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.