Sukses

BNI Incar Rp 3 Triliun Dana Nganggur 200 Perusahaan Jepang di RI

PT Bank Negara Indonesia Tbk mengincar perolehan dana mengendap dari 200 perusahaan Jepang yang ada di Indonesia sebesar Rp 3 triliun. Perusahaan tersebut juga merupakan nasabah Bank Regional Jepang.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mematok target perolehan dana mengendap dari 200 perusahaan Jepang yang ada di Indonesia sebesar Rp 3 triliun. Perusahaan tersebut juga merupakan nasabah Bank Regional Jepang (JRB).

Head of Division Senior Vice President BNI, A Firman Wibowo mengatakan, pihaknya melirik potensi besar dari 1.200 perusahaan asal negeri Sakura itu yang beroperasi di tanah air.

"Dari 1.200 perusahaan, yang sudah deal dan menjadi nasabah kami sebanyak 200 perusahaan dengan simpanan dana mengendap saat ini mencapai Rp 1,3 triliun," ujarnya di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Sejumlah perusahaan yang kebanyakan dari sektor otomotif itu, lanjutnya, juga siap mengalihkan bisnisnya ke berbagai kawasan industri di Indonesia, seperti Karawang, Bekasi, Cikarang, Cikampek dan wilayah lain di tanah air.

Firman menjelaskan, pihaknya telah memberikan kredit pembiayaan (modal kerja dan investasi) kepada perusahaan berskala UKM asal Jepang sekitar Rp 10 miliar-20 miliar.

"Biasanya sebagian besar merupakan perusahaan bergerak di bidang otomotif, seperti penunjang pabrik Toyota, Hitachi, dan lainnya. Ada pula manufaktur, elektronik maupun finansial," urai dia.

Adanya angin segar yang dihembuskan para perusahaan Jepang itu, kemungkinan akan mendorong peningkatan capaian dana mengendap menembus Rp 3 triliun di tahun ini.

Sampai dengan saat ini, sebanyak 46 JRB telah mengikat perjanjian kerja sama dengan perbankan pelat merah itu. Bank regional Jepang tersebut juga memiliki nasabah yang berminat memindahkan atau mengembangkan usahanya ke Indonesia, terutama pengusaha UKM.

"Kalau dihitung, raihan dana mengendap dari 46 perusahaan sekitar Rp 1,5 triliun, dan akhir tahun ini diharapkan bisa naik menjadi Rp 2 triliun. Dana itu berasal dari loan, pasar uang, consumer banking dan sebagainya," tutup Firman. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini