Sukses

RI Dinilai Belum Siap Hadapi Komunitas Ekonomi ASEAN di 2015

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menilai Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian tidak serius mempersiapkan Indonesia menghadapi sejumlah kesepakatan perdagangan internasional.

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menilai Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak serius mempersiapkan sejumlah kesepakatan perdagangan internasional dan proteksi kepentingan nasional, seperti ASEAN Economic Community (AEC) yang berlaku di 2015.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Emil Abeng menilai Indonesia belum siap masuk menjadi bagian dari komunitas ekonomi ASEAN tersebut. "Tadi disebutkan kita akan men-drive. Tapi saya lihat kita belum siap. Kita akan di-drive," kata dia, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Senin (1/04/2013).

RDP tersebut dihadiri Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi; Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagio; serta Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kemenperin, Agus Tjahajana.

Kepada jajaran pejabat pemerintah tersebut, Emil mempertanyakan sekali lagi kesiapan dari kementerian terkait yang terlihat dari blue print rencana langkah konkret menghadapi AEC. Sayangnya, kedua kementerian tidak dapat menunjukkan kepada Komisi DPR RI.

"Tolong kalau menjawab, dengan rincian komprehensif, yang mau kalian lakukan apa?. Blue print AEC kami meminta rincian, kalau perlu kirim, kami suka baca. Kalau perlu beribu-ribu lembar akan kami analisis," lanjut Emil.

Menurut dia, Indonesia sama sekali belum siap dalam memasuki komunitas ekonomi Asia. Sejauh ini ekonomi Indonesia disetir negara lain, seperti pada sektor perbankan Indonesia akan didominasi Singapura. Demikian pula produksi dinilai banyak yang pindah ke Malaysia, sedangkan komoditas lebih efisien jika dilakukan di Thailand.

Sementara itu anggota Komisi VI DPR RI, dari Fraksi Partai Demokrat, Ferrari Romawi, menyebut ketidaksiapan Indonesia bisa dilihat dari sistem logistik nasional (sislognas) yang belum menunjukkan perkembangan.

"Sistem logistik nasional sudah 2 tahun belum ada perkembangan apa-apa. Kalau sistemnya belum ada ya belum bisa disempurnakan (perdagangannya)," imbuh Ferari.

Anggota Komisi VI DPR RI, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Iskandar Syaichu, menambahkan tantangan yang akan dihadapi Indonesia nanti ketika masuki komunitas ekonomi Asia lebih besar. Masalahnya saat ini Indonesia maih kurang siap dalam hal infrastruktur, birokrasi masih berbelit, serta tidak adanya kepastian hukum.

"Di AEC ini nanti, investor akan berbondong-bondong, mereka butuh kepastian hukum. Sekarang ini banyak kalangan pengusaha meragukan kesiapan kita. Saya yakin tidak (siap)," tukas dia. (Est/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini