Sukses

DPR Resmi Sahkan Agus Martowardojo Menjadi Gubernur BI

DPR akhirnya menerima pencalonan Agus Martowardojo sebagai Gubernur BI periode 2013-2018. Usai persetujuan Sidang Paripurna DPR, Agus kini tinggal menunggu surat keputusan dari Presiden untuk dilantik MA.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya menerima pencalonan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru periode 2013-2018. Agus kini tinggal menunggu surat keputusan dari Presiden untuk dilantik oleh Mahkamah Agung.

Meski telah lolos dari uji kepatutan dan kelayakan Komisi XI DPR, pencalonan Agus Martowardojo belum sepenuhnya selesai. Mantan direktur utama Bank Mandiri ini harus melalui proses terakhir di DPR berupa persetujuan anggota DPR lewat Sidang Paripurna.

"Saya sebagai pimpinan komisi XI DPR, menyampaikan portofolio dari saudara Agus Martowardojo sebagai calon gubernur BI yang telah mengikuti tes uji kelayakan yang kami lakukan," kata Ketua Komisi XI Emir Moeis dalam Sidang Paripurna DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/4/2013).

Emir mengatakan, komisi XI DPR telah mempelajari dan untuk itu mengajukan Agus Martowardojo untuk menjadi gubernur BI periode 2013-2018.

Dalam Sidang Paripurna DPR yang berlangsung Selasa (2/4/2013), seluruh anggota DPR sepakat menerima calon tunggal gubernur BI Agus Martowardojo untuk disahkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Agus yang masih menjabat menteri keuangan ini tinggal menunggu proses pelantikan di Mahkamah Agung.

Usai persetujuan dari anggota dewan, DPR meminta Agus Martowardojo untuk maju ke depan podium dan memperkenalkan diri kepada seluruh anggota legislatif.

Proses penunjukan Agus Martowardojo sebagai calon tunggal gubernur BI telah memunculkan pro-kontra di kalangan pelaku usaha dan ekonom. Pihak yang menolak penawaran menganggap pencalonan Agus tak tepat karena dilakukan di tengaha situasi ketidakpastian ekonomi global.

Para pengamat umumnya khawatir beralih tugasnya Agus menjadi gubernur BI akan membuat upaya pemerintah menjaga ketahanan ekonomi menjadi terganggu.

Namun bagi pihak yang mendukung, pencalonan Agus dianggap sudah tepat karena pengalamannnya di dunia perbankan yang sudah mencapai puluhan tahun. Agus juga dianggap sudah mampu memahami dunia makroprudensial setelah menjabat sebagai Menkeu.

Dalam proses fit and proper test beberapa waktu lalu, mantan direktur utama Bank Permata ini memaparkan empat tantangan besar bagi bank sentral ke depan. Tantangan tersebut diuraikan dalam makalah yang disusun Menteri Keuangan itu dengan judul Penyelarasan dan Penguatan BI untuk Menjadi Suatu Bank Sentral yang Kredibel dan Terpercaya.

Tantangan yang dimaksud adalah pertama, laju inflasi dari Januari-Februari 2013 sudah mencapai 1,79%. Angka tersebut, dianggap lebih tinggi dari rata-rata historis 5 tahun terakhir 1,28%. Namun laju inflasi inti tetap stabil di angka 0,66%.

Tantangan Kedua, fluktuasi harga energi dan pangan. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam kestabilan pangan Indonesia ke depan.

Pelemahan permintaan dunia, menurutnya merupakan tantangan ketiga yang bakal dihadapi BI. Pasalnya kondisi ekonomi global yang belum membaik ikut menyusutkan ekspor Indonesia.

Terakhir atau keempat, adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya penggelembungan aset (asset bubble).

Dalam makalahnya, mantan direktur utama Bank Mandiri ini juga mempresentasikan delapan isu strategis yang perlu difokuskan BI ke depan. Diantaranya yakni, stabilitas sistem keuangan, kerangka kebijakan moneter, sistem pembayaran, aset liability dan sebagainya.

Demi menjaga nilai tukar rupiah dan inflasi, Agus menganggap perlunya menerapkan strategi efektifitas bauran kebijakan antara moneter dan makro prudensial, menjalin sinergi dan koordinasi dengan pemerintah, OJK dan pengendali inflasi di daerah.

"Srategi lain pendalaman pasar nasional, perkuat pasar rupiah dan valuta asing, serta kebijakan pengaturan devisa," tandas Agus. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.