Sukses

2 Perusahaan Jepang Suntikkan Rp 4,9 Triliun untuk PLTP Sarulla

Dua perusahaan listrik asal Jepang yaitu Itochu Corp dan Kyushu Electric Power Co, mengucurkan dana 50 miliar yen, atau setara Rp 4,9 triliun untuk proyek PLTP Sarulla, Sumatera Utara.

Dua perusahaan listrik asal Jepang yaitu Itochu Corp dan Kyushu Electric Power Co, mengucurkan dana 50 miliar yen, atau setara Rp 4,9 triliun untuk proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Sarulla, Sumatera Utara.

Seperti dikutip dari Bernama, Sabtu (6/4/2013), kebutuhan investasi untuk proyek tersebut sekitar 100 miliar yen atau sekitar Rp 9,99 triliun. Dari total investasi tersebut, baik Itochu maupun Kyushu menyuntikkan masing-masing 25%. Sementara sisanya berasal dari mitra mereka yaitu PT Medco Power Indonesia dan perusahaan listrik asal Amerika Serikat Ormat Technologies

Pejabat Kyushu Electric Power Co, berharap pihaknya mampu memperkuat basis keuangan melalui ekspansi bisnis di luar negeri. Aksi korporasi ini merupakan ekspansi di luar negeri pertama perusahaan listrik asal Jepang itu di bidang panas bumi.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber panas bumi yang besar. Inilah yang mendorong perusahaan listrik asal Jepang tanamkan investasi di Indonesia.

Proyek PLTP Sarulla yang berkapasitas 3x110 megawatt (MW) tersebut berlokasi di wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi Sarulla milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Bertindak selaku kontraktor dari PT PGE adalah Konsorsium Medco-Ormat-Itochu-Kyushu, yang sekaligus akan membangun dan mengoperasikan pembangkit PLTP ini.

Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan konsorsium adalah pembangunan pembangkit PLTP di dua lokasi yaitu Silangkitang (220 MW) dan Namora (110 MW), serta transmisi 150 kilovolt (kV) sepanjang 15 kilometer dari kedua lokasi pembangkit PLTP sampai ke Gardu Induk Sarulla milik PLN.

Pembangunan PLTP Sarulla akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama akan beroperasi 2016, tahap kedua beroperasi 2017, disusul unit ketiga pada 2018.

Listrik yang dihasilkan pembangkit tersebut akan dijual ke PT PLN (Persero) dengan harga US$ 6,79 sen per kilowatthour (kWh).(Est/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini