Sukses

Elpiji Gagal Naik, Pertamina Klaim Rugi Rp 1 Triliun di Kuartal I

Pertamina mengklaim menanggung kerugian Rp 1 triliun dari penjualan elpiji 12 kg pada kuartal I 2013, akibat gagalnya kenaikan harga elpiji non subsidi tersebut.

PT Pertamina (Persero) mengklaim menanggung kerugian Rp 1 triliun dari penjualan elpiji 12 kilogram (kg) pada kuartal I 2013. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengaku hal itu disebabkan karena pemerintah tidak merestui perseroan untuk menaikkan harga tabung gas yang tidak disubsidi tersebut.

"Kami sudah menghitung total kerugian yang diderita karena harga elpiji 12 kg gagal naik Rp 5 triliun sepanjang 2013, maka rugi kami pada Januari-Maret ini sudah lebih dari Rp 1 triliun," ungkap dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (8/4/2013).

Apabila tidak terjadi kenaikan pada kuartal II, dia mengaku potensi kerugian BUMN strategis itu akan kembali bertambah sebesar Rp 1 triliun. Hal itu terjadi karena saat ini harga jual elpiji 12 kg jauh di bawah harga keekonomian.

Menteri Energi Sumber Daya Minera (ESDM) Jero Wacik sebelumnya menuturkan tidak memberikan restu kepada Pertamina untuk melakukan kenaikan harga elpiji non subsidi ukuran 12 kg, karena mempertimbangkan beban masyarakat.

Jero menilai harga elpiji 12 kg secara rasional memang bisa baik. Namun ia khawatir hal itu akan membebani masyarakat karena sebelumnya pemerintah telah menaikkan tarif listrik mulai Januari 2013.

"Kami pikirkan rakyat, kalau menyangkut kepentingan rakyat tidak boleh gegabah," ujar Jero beberapa waktu lalu.

Menurut Jero, keputusan tersebut merupakan hasil kajian antara dirinya dengan Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Jadi Pertamina akan tetap menanggung kerugian yang diperkirakan hingga Rp 5 triliun pada tahun ini atas penjualan gas elpiji 12 kg.

"Setelah dikaji kemarin dengan kemenko dan BUMN, jadi Pertamina menanggung sedikit bebannya," ungkap Jero.

Pertamina sebelumnya  berencana menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 25.400 menjadi Rp 95.600 per tabung. (Fik/Ndw)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.