Sukses

Untung Mana, Kurangi Subsidi Mobil Pribadi atau Harga BBM Naik

Kendati memastikan takkan ada kenaikan harga BBM bersubsidi, berbagai kalangan masih menganggap opsi tersebut merupakan jalan bagi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

Kendati memastikan takkan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, berbagai kalangan masih menganggap opsi tersebut merupakan jalan bagi pemerintah untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

Pengamat Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan, pemerintah seharusnya mengambil langkah lebih tegas dengan menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Jadi menaikkan harga BBM bersubsidi itu paling praktis, sudah cara yang mudah dalam menanggapi permasalahan yang ada. Jika dinaikkan banyak nilai baik yang akan dirasakan," ujar Fauzi ketika dihubungi Liputan6.com, Sabtu (13/4/2013).

Dari pengamatan Fauzi, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi justru dapat mengurangi penyelundupan dan penimbunan BBM. Tak hanya itu, aktifitas impor BBM yang selama ini memberatkan keuangan negara juga bisa semakin berkurrang.

Pada akhirnya, pemerintah diperkirakan bisa mendapatakan dampak positif dari membaiknya neraca perdagangan Indonesia dan menguatnya nilai tukar rupiah.

Fauzi menilai, jika pemerintah memilih kebijakan pembatasan BBM bersubsidi untuk kendaraan bermotor, sarana dan prasarana penunjang kegiatan tersebut harus disiapkan sebagus mungkin. Tak hanya itu, pemerintah juga membutuhkan dana cukup mahal untuk menyukseskan program tersebut.

"Untuk bangun infrastruktur seperti sarana dan pra sarana pembatasan BBM bersubsidi sangatlah mahal, jadi dengan menaikkan harga BBM bersubsidi itu sangatlah tepat," kata Fauzi.

Dia menambahkan, dengan opsi kenaikan harga BBM, pemerintah selanjutnya tinggal menjalankan program bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat.

"Jadi, pemerintah harus menaikkan harga BBM, di negara lain saja BBM sudah dinaikkan. Karena BBM bersubsidi itu cuma sebagian besar dinikmati oleh kalangan menengah keatas saja," jelasnya. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.