Sukses

Perry Warjiyo Bakal Dilantik Jadi Deputi Gubernur BI Hari Ini

Perry Warjiyo bakal dilantik sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Senin (15/4/2013) pukul 11.00 WIB. Pengganti Budi Mulya itu akan diambil sumpahnya di hadapan Gubernur BI, Darmin Nasution.

Perry Warjiyo bakal dilantik sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Senin (15/4/2013). Pengganti Budi Mulya itu akan diambil sumpahnya di hadapan Gubernur BI, Darmin Nasution.

Rencananya pelantikan pria yang memperoleh gelar Ph.D. Degree in Monetary and International Economics, di Iowa State University, Ames, Iowa Amerika Serikat pada tahun 1991 ini akan berlangsung di Gedung Mahkamah Agung (MA), pukul 11.00 WIB.

"Benar, Pak Perry akan dilantik sebagai Deputi Gubernur BI jam 11.00 WIB di MA," ungkap Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Difi Ahmad Johansyah kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (15/4/2013).

Selain itu, Difi bilang, Perry bakal diambil sumpah jabatan. "Ya, hari ini juga langsung diambil sumpah jabatan. Karena Pak Darmin akan hadir dalam pelantikan," paparnya.

Dalam acara pelantikan tersebut, dia menyebut, beberapa pejabat BI juga dijadwalkan hadir.

Sebelum terpilih secara aklamasi oleh Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada 19 Maret lalu, Perry Warjiyo telah melewati sesi uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test). Dia berhasil mengkandaskan rekan sejawatnya, Hendar, Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI dalam bursa pemilihan Deputi Gubernur BI.

Sebagai jajaran penting di bidang pengelolaan moneter, Perry memiliki enam visi dan misi yang sempat ditawarkan saat menjalani fit and proper test dengan anggota dewan, antara lain :

1. Memperkuat kebijakan pengendalian inflasi dan suku bunga agar tetap rendah.

Hal ini dinilai penting untuk mendorong ketahanan ekonomi nasional. Penentuan kebijakan suku bunga harus dipastikan agar inflasi sesuai dengan sasaran. "Efisiensi perbankan mesti dipertahankan agar suku bunga kredit bisa turun ke single digit dalam jangka panjang," tutur Perry.

Di samping itu, memperkuat koordinasi dengan pemerintah, termasuk Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengatasi faktor-faktor inflasi, gangguan pasokan, distribusi dan sebagainya.

2. Menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah dan valas.

Menurut Perry, pihaknya bakal melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya, melakukan intervensi di pasar valas, pemberian Suku Bunga Negara (SBN) di pasar sekunder, serta memperdalam pasar valas domestik.

3. Merumuskan kebijakan makro prudential, mencakup pengendalian kredit, penguatan akses keuangan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diintegrasikan dengan kebijakan moneter sehingga mendukung ekonomi Indonesia.

4. Memperkuat peran BI untuk mendorong sektor riil, UMKM maupun ekonomi daerah.

"Ini sudah kami lakukan dengan mendorong PSBI, cluster, dan ekonomi daerah," ucap dia.

5. Memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan OJK.

Perry mengakui, semua permasalahan berkaitan dengan sistem keuangan tidak bisa diselesaikan oleh BI saja, namun perlu peran serta dengan pemerintah pusat dan daerah.

"Contohnya masalah pengendalian inflasi di TPID, koordinator moneter dan fiskal, dan perkuat kantor BI di daerah supaya mendorong ekonomi daerah," tandasnya.

Koordinasi juga menyangkut komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan, pelaku ekonomi, DPR agar kebijakan BI dapat menyerap aspirasi masyarakat.

6. Memperkuat organisasi dan SDM, mengingat peralihan fungsi pengawasan dari BI ke OJK membawa perubahan mendasar dalam organisasi dan SDM di internal BI. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.