Sukses

RI Cuma Kuasai 2,85% Pasar Rumput Laut Dunia

Sebagai negara dengan wilayah perairan yang sangat luas, ekspor hasil laut Indonesia, khususnya komoditas rumput laut, ternyata baru mencapai 2,85% dari pangsa pasar dunia. Pada 2012, ekspor rumput laut kering Indonesia mencapai 169 ribu ton atau senilai, US$ 200 juta.

Sebagai negara dengan wilayah perairan yang sangat luas, ekspor hasil laut Indonesia, khususnya komoditas rumput laut, ternyata baru mencapai 2,85% dari pangsa pasar dunia. Pada 2012, ekspor rumput laut kering Indonesia mencapai 169 ribu ton atau senilai, US$ 200 juta.

Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia, Safari Azis, mengatakan potensi rumput laut di pasar dunia masih sangat besar. "Nilai ekspor rumput laut dunia sebesar US$ 7 miliar," katanya dalam konferensi pers International Seaweed Symposium ke 21, di Jakarta, Senin (15/4/2013).

Azis mengatakan, setidaknya terdapat dua penyebab yang membuat industri rumput laut kurang menarik. Kedua penyebab itu adalah tidak ada informasi yang cukup baik tentang potensi rumput laut sebagai tulang punggung pengembangan ekonomi, khususnya di daerah tertinggal. Persoalan kedua adalah masyarakat lebih tertarik mengembangan komoditas lain.

Padahal, lanjut Azis, investasi yang dibutuhkan untuk industri rumput laut sebetulnya cukup kecil.

Kurang diminatinya industri rumput laut juga terjadi akibat minimnya penelitian dan teknologi pengolahan. imbasnya, dari 550-an jenis rumput laut yang dimiliki, Indonesia baru bisa mengembangkan tiga jenis yaitu Gracilaria, Euchaeuma Cuttonii, Euchaeuma Spinosum yang sudah dipasarkan ke China, Eropa, dan Amerika.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi dan Pemasaran Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Usaha, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Teuku Chaerul, menjelaskan hampir seluruh daerah Indonesia menyimpan potensi untuk dikembangkan menjadi industri rumput  laut. Komoditas ini diyakini dapat mendorong perekonomian di 33 daerah tertinggal. "Rumput laut sangat potensial,  karena 45 hari saja sudah bisa dipanen," kata dia (Est/Shd)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini