Sukses

BI: Dampak Pengurangan Subsidi BBM ke Inflasi Hanya 3 Bulan

Pengurangan bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi bagi kendaraan pelat hitam, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sudah pasti akan menimbulkan dampak terhadap inflasi.

Pengurangan bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi bagi kendaraan pelat hitam, menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sudah pasti akan menimbulkan dampak terhadap inflasi.

Dia mengatakan jika opsi yang dipilih pemerintah adalah menaikkan harga bbm sebesar Rp 500 sampai Rp 1.500 per liter maka pengaruh ke inflasi akan besar.

"Tapi kalau cuma pengurangan bagi kendaraan pribadi, inflasi yang dikontribusi ke segmen tertentu sangat kecil, mengingat mayoritas kendaraan di ibukota adalah 50%-59% motor dan angkutan umum," jelas dia, Senin (15/4/2013).

Inflasi akibat pembatasan itu, jelas dia, cenderung lebih rendah dan hanya berdampak dalam jangka waktu tidak terlalu lama.

Meski demikian, lebih lanjut dia menyatakan, apapun kebijakan terkait bbm yang diambil pemerintah, dampak infasinya hanya berlaku sekitar tiga bulan atau bersifat sementara. 

"Lalu akan kembali normal," sambung Perry tanpa memberikan informasi mengenai besaran inflasi akibat diterapkannya kebijakan BBM subsidi.

Terkait target inflasi sampai dengan akhir tahun yang diproyeksikan BI sebesar 4,5% minus 1, Perry belum dapat menjelaskan informasi tersebut lebih jauh.

"Tentu saja selama ini kami menganalisa dan mengukur perhitungan inflasi sesuai dengan apapun opsi pemerintah soal kebijakan BBM subdisi. Respon yang dikeluarkan BI adalah untuk peningkatan inflasi jangka pendek," tukasnya.

Sedangkan Gubernur BI, Darmin Nasution mengaku, pihaknya sudah memiliki perhitungan tingkat inflasi yang merujuk pada pembatasan konsumsi bbm subsidi bagi kendaraan pribadi, khususnya roda empat.

"Hitungannya kan tergantung berapa jumlah kendaraan pribadi yang akan dibatasi. Tapi nanti saja saya akan jelaskan jika opsi sudah diputuskan," pungkas Darmin. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini