Sukses

Terminal Arun Pasok Gas ke PLN dan Industri Mulai November 2014

Pertamina mulai melaksanakan tahapan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) terminal penerima dan regasifikasi Arun untuk mendukung pemenuhan gas di Aceh dan Sumatera Utara.

PT Pertamina (Persero) mulai melaksanakan tahapan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) terminal penerima dan regasifikasi Arun untuk mendukung pemenuhan gas di Aceh dan Sumatera Utara.

Vice President Technology Direktorat Gas Pertamina Daniel Syahputra Purba mengatakan pelaksanaan tahap rekayasa dilakukan setelah menetapkan keputusan investasi final (final investment decision/FID) proyek terminal regasifikasi dan hub LNG Arun diputuskan pada Februari 2013.

"PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor EPC proyek terminal regasifikasi dan hub LNG Arun telah memulai tahap EPC sejak Maret dan diperkirakan pada September 2014 pekerjaan EPC akan tuntas,” kata Daniel, Jakarta, Rabu (17/4/2014).

Daniel mengungkapkan setelah pekerjaan EPC tuntas, akan dilakukan start up dan commissioning yang diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. “Sehingga November 2014 fasilitas tersebut diharapkan sudah dapat beroperasi secara komersial,” ungkapnya

Proyek terminal regasifikasi dan hub LNG Arun sangat mendesak untuk dilakukan mengingat kilang LNG Arun yang akan stop beroperasi pada 2014 karena pasokan gas dari hulu yang sudah menipis dan tidak ditemukannya prospek baru serta berakhirnya kontrak penjualan LNG Arun pada 2014.

Di sisi lain, asset yang dikelola oleh PT Arun NGL sejak 1974 itu terdiri dari 6 train kilang LNG berkapasitas 12,5 juta ton per tahun (mtpa) yang dilengkapi dengan 5 unit tangki LNG berkapasitas 636 ribu meter kubik (m3), fasilitas ekstraksi LPG berkapasitas 1,4 mtpa, berikut 4 unit tangki elpiji berkapasitas 302 ribu m3 dan fasilitas lainnya yang masih dapat dimanfaatkan.

Adapun kebutuhan gas di Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, khususnya Medan, rata-rata akan berada pada level di atas 420,20 juta kaki kubik per hari (mmscfd) hingga 2020. Sedangkan kemampuan pasokan gas tanpa adanya penambahan infrastruktur baru maksimal hanya akan mencapai 224 mmscfd, itu pun hanya akan berlangsung dalam setahun pada 2018 dengan kecenderungan akan terus turun.

“Fakta ini menunjukkan urgensi dari proyek terminal regasifikasi dan hub LNG Arun dan proyek-proyek infrastruktur gas lainnya di kedua daerah tersebut,” tuturnya.

Daniel mengatakan untuk membawa sebagian gas dari terminal regasifikasi dan hub LNG Arun ke Medan dan sekitarnya, Pertamina melalui anak perusahaan, PT Pertamina Gas, segera menetapkan pemenang kontraktor EPC pada bulan ini.

"Pipa gas dari Arun ke Medan tersebut ditargetkan rampung pada Oktober 2014 sehingga langsung terintegrasi dengan fasilitas terminal regasifikasi dan hub LNG Arun," pungkasnya. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini