Sukses

Menkeu: Semua yang Bersubsidi Kami akan Kendalikan

Menkeu Agus Martowardojo memastikan rencana pengendalian subsidi BBM hanya diperuntukkan bagi pihak-pihak yang memang dianggap tak layak menerima bantuan dari pemerintah.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan rencana pengendalian subsidi bahan bakar minyak (BBM) hanya diperuntukkan bagi pihak-pihak yang memang dianggap tak layak menerima bantuan dari pemerintah. Sebaliknya, pemerintah akan terus memberikan subsidi BBM untuk masyarakat tidak mampu.

"Subsidi kepada masyarakat miskin akan kita teruskan," katanya, Rabu (17/4/2013).

Agus menegaskan kebijakan pengendalian subsidi BBM akan berlaku untuk semua jenis BBM termasuk solar. Tak hanya BBM, jenis subsidi yang akan dikendalikan pemerintah juga termasuk di dalamnya listrik bersubsidi.

"Oh semua, termasuk BBM bersubsidi, solar bersubsidi, dan listrik bersubsidi, semua," tegas Agus.

Sebagai informasi pemerintah tengah mematangkan rencana kebijakan pengurangan subsidi BBM bersubsidi untuk kalangan masyarakat pemilik kendaraan pribadi. Dengan rencana pengenaan harga sebesar Rp 6.500 per liter, Kementerian Keuangan memperkirakan penghematan anggaran yang bisa diperoleh pemerintah mencapao Rp 30 triliun.

RI Harus Waspada

Pada bagian lain, Menkeu menjelaskan Indonesia harus mewaspadai pertumbuhan ekonomi tahun ini yang kemungkinan besar meleset dari prediksi APBN sebesar 6,8%. Pasalnya pada 2013, diprediksikan harga komoditas masih rendah.

Koreksi pertumbuhan ekonomi itu menyusul masih lemahnya perekonomian di Eropa di tengah mulai menggeliatnya raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat. "Konsensus ekonom dunia bahkan memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 6,2%," katanya.

Di kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi China juga diperkirakan menurun di level 7,8% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 9-10%. "India juga melambat dari sebelumnya. Pada 2012 pertumbuhan ekonominya 5,1%, jatuh dari 2011 7,3%," terang Agus.

Kondisi ekonomi global yang belum aman tersebut berdampak langsung terhadap permintaan komoditas, dan secara tidak langsung akan membuat harganya pun tetap rendah. (Est/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini