Sukses

Proyek Bandara Depati Amir Tersandung Aturan & Kiriman Bahan Baku

Rencana pengoperasian terminal baru Bandara Depati Amir pada 2015 ternyata molor dari rencana semula di 2014. Molornya pembangunan bukan tanpa sebab.

Rencana pengoperasian terminal baru Bandara Depati Amir pada 2015 ternyata molor dari rencana semula di 2014. General Manager Bandara Depati Amir PT Angkasa Pura II (Persero), Arif Darmawan menuturkan molornya pembangunan bukan tanpa sebab.

Dia mengungkapkan rencana pengoperasian yang tertunda terkait dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 40 Tahun 2012 yang menyebutkan APBN tak bisa lagi membiayai pengembangan bandara kelolaan Angkasa Pura.  "Tadinya pembangunan terminal baru dibiayai tiga pihak, yakni APBN, APBD dan Angkasa Pura," ungkap dia saat acara Airport Visit di Bangka, Kamis (18/4/2013).

Namun, akibat aturan tersebut secara otomatis kebutuhan dana menjadi kurang, dan harus dipenuhi Angkasa Pura sendiri. Seperti diketahui kebutuhan dana pengembangan bandara Depati Amir mencapai Rp 400 miliar.

Awalnya, tutur dia, dari tiga sumber tersebut masing-masing membiayai bagian pengembangan yang berbeda. APBN dipakai untuk membiayai pembangunan  apron dan taxiway senilai Rp 90 miliar. Sementara APBD atau pemda membiayai pembangunan lahan parkir, dan sisanya menjadi bagian Angkasa Pura.

Dia mengakui jika pihaknya terpaksa menggelontorkan dana lebih secara bertahap dari internal."Itu sebabnya karena aturan maka rencana berubah kami harus mencari dana lain sehingga pembangunan menjadi molor," jelas Arif.

Selain masalah pendanaan, dia menambahkan, ketersediaan bahan bangunan sempat menghambat pembangunan. Maklum, selama ini bahan bangunan masih dipasok dari Jakarta atau wilayah lain yang dikirim melalui sarana transportasi laut. Pengiriman tersendat akibat cuaca yang sempat tak bersahabat dan keterbatasan pelabuhan sehingga mengganggu pengembangan terminal baru.

Dana pengembangun terminal baru bandara Depati Amir juga ternyata harus mengalami penyesuaian. Lokasi yang menjadi lahan pengembangan harus dilakukan pengurukan akibat keberadaan lubang-lubang bekas galian tambang. "Lahan dipenuhi kontur, 5 sampai 7 meter kontur yang pembangunannya harus disesuaikan dengan keadaan tersebut," tutur dia.

Asisten Chief Engineering pembangunan terminal Baru Bandara Depati Amir, Nurul Kodri mengatakan rencananya pembangunan gedung baru akan selesai pada Mei 2013 ini. Selanjutnya hanya menunggu realisasi pembangunan fasilitas lain seperti lahan parkir, taxiway dan lainnya.

Dia mengakui jika dalam pembangunan terhambat masalah geografis dan pengiriman bahan baku karena masalah transportasi. "Rencana pembangunan gedung sudah 88%," ungkap dia.(Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini