Sukses

Pertamina Diizinkan Naikkan Harga Elpiji 12 Kg Setelah Mei

PT Pertamina (Persero) mengaku telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kg setelah Mei 2013.

PT Pertamina (Persero) mengaku telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kg setelah Mei.

Sekadar informasi, atas permintaan pemerintah,  Pertamina telah membatalkan rencana untuk menaikkan harga gas elpiji non subsidi ukuran 12 kilo gram (kg) sebesar Rp 12 ribu per tabung, yang seharusnya dinaikkan pada hari ini.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, mengungkapkan jika badan usaha milik negara (BUMN) energi ini baru diizinkan menaikkan harga elpiji 12 kg seusai bulan Mei 2013.

"Kita rencanakan hari ini kita geser beban angkut ke konsumen, tetapi tadi malam pemberlakuan sistem baru tersebut diminta ditunda oleh pemerintah. Dilakukan setelah bulan Mei," jelas Hanung di Mabes Polri, Senin (22/4/2013).

Dia menyatakan penundaan kenaikan harga merupakan permintaan pemerintah. Padahal rencananya Pertamina akan mengalihkan beban distribusi ke masyarakat untuk mengurangi kerugian. Perubahan sistem distribusi ini mendorong kenaikan harga elpiji 12 kg per tabung.

Hanung mengungkapkan jika usulan kenaikan harga karena Pertamina terus merugi dari penjualan gas elpiji non subsidi 12 kg setiap tahun. Tahun ini nilai kerugian diprediksi mencapai Rp 5 triliun.

Upaya mengurangi kerugian tersebut, Pertaminan mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikan harga gas elpiji 12 kg.

Pertamina juga sudah diminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melalui audit agar tidak merugi atas penjualan gas bertabung biru tersebut.

"Kita sebenarnya mengusulkan pemerintah mengoreksi harga atas  kerugian, ini sudah jadi temuan BPK Pertamina rugi untuk menyubsidi, seharusnya tidak," tutur Hanung.

Rencanannya pada hari ini Pertamina akan mengalihkan beban angkut ke konsumen, dengan menaikan harga Rp 1.000 per kg. Jadi dengan naik Rp 12 ribu dari harga normal maka akan mengurangi kerugian Rp 450 miliar dalam setahun.

Menurut Hanung kerugian ini sebenarnya tidak perlu terjadi, pasalnya elpiji ini digunakan orang mampu bahkan sektor jasa restoran, dan masyarakat kecil sebenarnya sudah disiapkan dengan gas elpiji subsidi 3 kg.

"Contoh di kemang pakai elpiji 12 kg, masih disubsidi jual kopi secangkir Rp 30 ribu. Jual steak masa tidak mampu (beli gas 12 kg).  Kalau untuk rakyat sudah ada 3 kg," tandas dia. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini