Sukses

Enggak Benar Ini, Kalau Solar Langka 2-3 Hari

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo menilai kelangkaan BBM di sejumlah daerah tidak perlu terjadi. Pasalnya, pemerintah melalui Pertamina telah menetapkan jatah untuk BBM bersubsidi per hari.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan pemerintah akan mengurai antrean pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.

Menurut dia, seharusnya kelangkaan solar di sejumlah daerah tidak perlu terjadi. Pasalnya, pemerintah melalui Pertamina telah menetapkan jatah untuk solar bersubsidi per hari.

"Begini kelangkaan BBM harusnya tidak terjadi, kan sudah dapat jatah harian. Kalau tidak ada pasokan dua sampai tiga hari itu tidak benar, karena tiap hari harus ada jatah," kata Susilo di Wisma Antara, Jakarta, Rabu, (24/4/2013).

Untuk mengatasi kelangkaan di sejumlah daerah, lanjut Susilo, pemerintah akan mengalihkan kuota minyak tanah ke solar untuk mengatasi kelangkaan solar yang terjadi di sejumlah daerah.

Langkah itu diambil karena saat ini pengguna minyak tanah tidak begitu banyak seiring dengan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji.

"Kami cari solusi saling memanfaatkan. Misalkan minyak tanah dialihkan alokasinya ke solar. Pertamina disuruh atur supaya kuota BBM subsidi tahun ini tetap 46 juta kiloliter (kl)," jelasnya.

Langkah lain yang diambil, pemerintah juga menugaskan Pertamina untuk mengurai antrean tersebut dengan melakukan pengaturan penyaluran BBM. Daerah yang kuota BBM-nya masih berlebih, dialihkan ke daerah yang mengalami kelangkaan solar.

"Meski jatah sudah tergantung dari kuota 16 juta kl dibagi 5.000 SPBU. Kami sudah meminta Pertamina mengurai. Bukan ditambah tapi diatur, kan ada daerah plus dan minus," ungkap Susilo.

Menurut dia, antrean yang terjadi di sejumlah daerah terjadi karena kendaraan yang dilarang menggunakan BBM bersubsidi, seperti truk perkebunan dan tambang, masih membeli BBM subsidi.

"Makanya, jika SPBU ada yang main kami langsung cabut," pungkasnya. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini